Monday, June 05, 2006

YESUS PENDOA SEJATI

RENUNGAN, Novena Roh Kudus
Kamis, 01 Juni 2006
Bacaan: Yoh 17:20-26
Renungan di sebuah lingkungan umat Katolik Jakarta

YESUS PENDOA SEJATI

Horas ma di hita sude. Sai anggiat ma Tuhan i mandongani dohot mangalean pasu-pasu na tu hita ganup marsada-sada.
(Salam sejahtera bagi kita semua. Semoga Tuhan menyertai dan memberikan berkatnya kepada kita satu per satu)
renungan:

Saya punya seorang sahabat, dari Batak. Namanya Jaultop. Dia lucu dan baik. Suatu kali dia tertarik pada seorang gadis cantik bernama Uli. Saking tertariknya, dia berharap gadis itu mau menjadi jodohnya. Bahkan setiap malam ia berdoa meminta agar Uli dijadikan Tuhan menjadi jodohnya.

Dalam doa ia berkata, “ Ya Tuhan berilah aku petunjuk untuk mendapatkan Uli sebagai jodoh yang tepat bagiku..., jika dia jodohku dekatkanlah..., jika dia bukan jodohku maka jadikanlah dia menjadi jodohku..., jika dia jodoh orang lain maka putuskanlah... dan jodohkanlah denganku..., jika dia tidak mau dijodohkan denganku maka jangan berikan dia jodoh sampai dia mau menjadi jodohku..., jika dia masih tidak mau juga..., maka masukkanlah dia ke dalam api nerakaMu. AMIN”

Itulah doa seorang Jaultop. Dari kata-kata dalam doanya, kita tahu dia merupakan orang yang sering berdoa dan doanya mendalam. Sayang doanya kurang tepat. Dalam doa dia memaksa Tuhna untuk menjadikan Uli sebagai jodohnya, bahkan jika Uli sekalipun tidak mau.

Isi:
Saudara/i,
Dalam Injil/ bacaan tadi, kita mendengarkan Yesus sedang berdoa bagi para muridNya. Dalam doa Dia memohon kepada Bapa agar semua orang yang percaya kepadaNya, semuanya menjadi satu, sama seperti Bapa tinggal dalam Dia, dan Dia dalam Bapa, sama seperti Yesus dalam keastuan Allah Bapa, Putera dan Allah Roh Kudus. Juga dalam doanya Yesus memohon kepada Bapa, katanya, “ya Bapa, Aku mau supaya, dimanapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku”
Kita bisa melihat bahwa Yesus adalah pendoa sejati. Dalam seluruh hidupnya Ia tetap berada dalam kesatuan cinta kasih Allah Bapa, dan Roh Kudus. DoaNya pun memancarkan dan berisikan cinta kasih kepada Bapa dan umatNya. Dia tidak memikirkan kemuliaanNya sendiri, tetapi juga kemuliaan bagi umatNya. Dalam doaNya, Dia pernah meminta Bapa mengutus Roh Kudus, Roh Kebenaran untuk menyertai para murid dan umatNya untuk selama-lamanya (Yoh 14:16).

Saudara/i,
Hari-hari menjelang Hari Pentekosta, kita sedang mengadakan Novena Roh Kudus. Pada kesempatan ini, kita memohon agar Roh Kudus turun atas kita untuk membimbing kita dalam hidup agar semakin bijaksana, untuk memberi kekuatan, untuk menyertai kita dan memelihara kesatuan umat dalam cinta kasih. Juga kita mohon Roh Kudus agar menerangi kehendak Tuhan bagi kita, sehingga kita tidak memaksakan kehendak kita pada Tuhan seperti Jaultop tadi.

Saudara/i,
Dalam hidup sehari-hari, kita tetap menggantungkan diri pada Tuhan. “Jadilah kehendakMu, di atas bumi seperti di dalam surga”, itulah doa kita setiap kali kita mengucapkan doa Bapa Kami. Contohnya, jika Tuhan menghendaki umur hidup kita panjang, syukur kita ucapkan. Jika umur hidup kita pendek, kita ucapkan syukur juga. Jangan seperti kisah seorang suami yang takut pada Malaikat Maut ini.
Ada seorang suami sedang sekarat menunggu ajal tiba, dan berkata pada istrinya tercinta yang berada di sampingnya:

Suami : Istriku, aku ingin berkata hal penting padamu.
Istri : Tentang apa suamiku...?
Suami : Berdandanlah kamu saat ini juga, kenakan semua milikmu yang terbaik
dan termahal untuk aku sayang.
Istri : Memang ada apa suamiku...?
Suami : Aku melihat Malaikat Maut sedang memandangku, jika kamu berdandan
yang cantik, siapa tahu dia akan melirikmu dan mengajak kamu pergi saat ini serta melupakan aku.
Istri : Memangnya Malaikat Maut-nya mata keranjang seperti kamu...?

Saudara/i,
Marilah pada masa novena Roh Kudus ini, kita belajar berdoa seperti Yesus. Yesus berdoa demi kebaikan, kesejahteraan dan kesatuan umat dalam cinta kasih. Semoga Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus menyertai kita. AMIN


*******

CARA BERIMAN DAN BERSYUKUR MARIA YANG SUNGGUH-SUNGGUH

renungan
PENUTUPAN BULAN MARIA, 31 Mei 2006
Bacaan: Lukas 1:39-56
Renungan di sebuah lingkungan umat di Jakarta
=============================================
CARA BERIMAN DAN BERSYUKUR MARIA YANG SUNGGUH-SUNGGUH

pengantar

Ada sebuah cerita.
Seorang Suami pagi-pagi sekali berkata kepada istrinya sebagai berikut:
Suami : Istriku, jam 06.30 teman yang pengantin baru akan datang
berkunjung.
Istri : Kamu kebangetan sih, saya ini belum juga mandi. Cucian
masihmenumpuk, dapur masih berantakan, lantai belum dipel,
halaman rumah masih kotor dan belum disapu....dll. Kok
malah mengundang teman kamu ke rumah pagi-pagi sekali.
Mengapa sih...?
Suami : Biar mereka tahu arti berumah tangga yang sebenarnya.
Istri : .......

Cerita singkat ini mau mengatakan bahwa pengantin baru perlu dan harus tahu keadaan berumah tangga yang sesungguhnya dan seharusnya mereka tahu bersyukur atas keadaan rumah tangganya. Dalam kehidupan berkeluarga, kita saksikan sendiri: cucian menumpuk, telat mandi, pulang kerja malam, lantai kotor, dapur berantakan...dll.

isi
Saudari/i
Dalam bacaan hari ini kita mendengarkan kisah tentang Maria sebagai teladan orang beriman yang sungguh-sungguh. Maria ditampilkan sebagai orang beriman yang sungguh-sungguh. Kita perlu tahu bagaimana sih sesungguhnya beriman yang sebenarnya itu.

Bunda Maria adalah teladan cara beriman bagi kita. Ia tetap berdiri kokoh dan tegar di bawah salib ketika menyaksikan Yesus menderita dan wafat di kayu salib. Ia mengunjungi Elisabeth saudarainya. Ia berani berkata pada kehendak Tuhan: “Terjadilah padaku menurut perkataanMu!”. Bunda Maria juga sangat peka dan perhatian pada kebutuhan sesama, seperti membantu pengantin yang kehabisan anggur pada perjamuan di Kana. Hidup Maria merupakan teladan cara beriman yang sebenarnya bagi kita.

Saudara/i,
Selain sebagai teladan cara beriman bagi kita, Bunda Maria juga adalah teladan cara beryukur dan bergembira dalam hidup. Ia mampu bergembira dan berbahagia dalam kehidupannya karena mensyukuri dan memuji Tuhan. Bunda Maria berkata: “Jiwaku memuliakan Tuhan dan hatiku bergembira karena Allah juruselamatku, sebab Ia memperhatikan kerendahan hambaNya”.

Kita sebagai orang beriman, kita juga harus beryukur dan bergembira atas kehidupan yang diberikan Tuhan kepada kita. Dengan demikian kita akan dapat merasakan kebahagiaan dan kebaikan Tuhan.

Bagaimana dan apa yang patut kita syukuri dalam hidup? Pada hakekatnya kita patut beryukur ... :
1. Atas suami/istri yang tidur mendengkur di waktu malam, karena dia tidur di sisi kita bukan di sisi orang lain.
2. Atas anak/adik perempuan kita yang mengomel apabila mencuci piring, karena itu bermakna dia di rumah dan tidak berkeliaran di jalanan,
3. Atas pajak pendapatan yang harus kita bayar, karena itu bermakna kita masih mempunyai pekerjaan.
4. Atas pakaian kita yang kesempitan, karena itu bermakna kita cukup makan.
5. Atas lantai yang perlu dipel, jendela yang perlu dilap, dan rumah yang perlu disapu, karena itu bermakna kita mempunyai tempat tinggal.
6. Untuk bunyi bising tetangga, karena itu bermakna kita masih mempunyai pendengaran yang baik.
7. Untuk tumpukan pakaian yang perlu dicuci/digosok karena itu bermakna kita punya pakaian untuk dipakai.
8. Untuk kecapekan/ kepenatan otot selepas bekerja seharian, karena itu bermakna kita masih berupaya bekerja keras.
9. Untuk tempat parkir yang jauh dari lif, karena itu bermakna kita masih berupaya untuk jalan.
10. Untuk lonceng yang berdering pada waktu pagi, karena itu bermakna kita masih hidup untuk meneruskan hari tersebut. Dan seterusnya....


penutup
Saudara/i,
Pada penutupan bulan maria ini, kita diingatkan kembali bahwa Maria adalah teladan orang beriman. Orang beriman adalah orang yang tahu beryukur. Maria sudah mewujudkannya dalam keseluruhan hidupnya. Marilah kita meneladani cara beriman dan beryukur Maria kepada Tuhan Yesus Kristus dan Allah Bapa.
AMIN


********