Tuesday, April 23, 2013

Ibarat Gembala dan Domba-Nya

Mengingat seorang tokoh pasti kita teringat akan satu ciri atau karakteristik is tokoh tersebut. Ciri atau karakteristik tersebut bisa berupa hal positif bisa juga hal negatif.

Ketika teringat akan SBY, kita teringat akan tutur kata dan bahasanya yang santun. Ketika teringat Jokowi, kita teringat pembawaannya yang sederhana dan kalem.

Begitu juga dengan tokoh-tokoh besar agama. Mendengar Yesus kita teringat akan ajaran kasih-Nya. Kita teringa juga akan sebutan gembala dan domba. Yesus mengibaratkan diriNya sebagai Gembala, dan orang yang percaya kepada-Nya sebagai domba.

Terkait domba Yesus pernah berkata: "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka"

Gembala mengenal domba, dan domba mengenal suara gembala. Bila ada gembala lain datang, pasti ketahuan oleh domba-domba.

Berikut kutipan bacaan Injil tentang siapa Yesus bagi domba-domba-Nya. Tidak lama kemudian tibalah hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin. Dan Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo. Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami."
Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku, tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu." (Yoh 10:22-30)

Barang siapa percaya pada Yesus, ia pasti mengingat ajaran kasih kepada Tuhan dan sesama. Ia juga tahu bahwa Yesus akan memimpin mereka sebaga domba. Gembala tidak akan membiarkan satu pun domba-Nya binasa. Amin
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Monday, April 22, 2013

Melalui Pintu, bukan Jendela

Pintu merupakan jalan memasuki sebuah ruangan. Pintu rumah adalah jalan masuk ke rumah. Pintu gerbang adalah jalan masuk menuju suatu pekarangan gedung perkantoran, tempat wisata, dan lain sebagainya.

Pintu merupakan jalan sah dan resmi untuk masuk. Masuk tanpa melalui pintu, berarti melanggar jalan yang benar.

Ketika kita sudah masuk lewat pintu, kita akan dapat melihat, menikmati, merasakan apa saja yang ada di dalam ruanganm itu karena sesuai dengan jalan atau cara yang benar. Kita akan memperoleh hak jika kewajiban kita sudah terpenuhi.

Dalam BACAAN INJIL - Yohanes 10:1-10 dikatakan bahwa PINTU untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga adalah Yesus. Dialah jalan menuju sorga, menuju kehidupan kekal, menuju Allah. Jika ada orang masuk bukan dari pintu, ia adalah perampok. Inilah perumpamaan tentang pintu masuk sorga.

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan
ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.

Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka
dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari
padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal." Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka.

Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala
kelimpahan.

Perumpamaan ini menunjukkan bahwa Yesus, bukan yang lain, sebagai jalan menuju Kerajaan Sorga. Ini merupakan kebenaran dari Yesus sendiri. Melalui Pintu tersebut orang yang percaya kepada-Nya akan beroleh hidup kekal dan kebahagiaan. Amin
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Friday, April 19, 2013

Berkorban dan Berbagi

Bagi orang Kristiani, Yesus dilihat sebagai Roti Hidup yang diberikan Allah kepada dunia supaya hidup. Roti hidup menjadi bekal sehari-hari agar kuat menjalani hidup.

Pandangan itu berasal dari pernyataan-pernyataan yang disampaikan Yesus. Yesus pernah berkata: "Akulah roti hidup". Di lain kesempatan, ia berkata: Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.

Pada malam perjamuan terakhir, sebelum penyalibanNya, Yesus mengambil roti dan piala berisi anggur seraya mengucap syukur sambil berkata: Makanlah, inilah tubuhKu, minumlah, inilah darahKu yang dikurbankan bagimu dan semua orang.

Jelaslah, bahwa roti atau daging merupakan lambang diri Yesus yang dikorbankan, diri Yesus adalah Sabda Allah yang menjadi manusia, Jalan dan Kebenaran dan kehidupan. Barang siapa percaya dan menghayati Sabda Allah itu, maka ia beroleh hidup, hidup yang kekal dan bahagia.


Berikut kutipan bacaan tentang Yesus sebagai Roti dari sorga. "Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan."

Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.

Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.

Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."

Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat." (Yoh 6:52-59)

Percaya pada Yesus berarti menerima Roti Hidup yang membawa kehidupan. Menerima roti hidup yang membawa kehidupan berarti membagi kehidupan itu bagi sesama yang lain. Ia ikut juga mengorbankan diri bagi sesama. AMIN
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Thursday, April 18, 2013

Menikmati Roti Hidup

Yesus mengumpamakan diri-Nya sebagai ROTI HIDUP. Roti hidup itu diberikan kepada dunia supaya orang-orang beroleh hidup.

Roti Hidup itu adalah Yesus sendiri. Yesus itu adalah Sabda Allah yang menjadi daging, Putera Allah, Jalan Kebenaran dan kehidupan.

Barang siapa percaya dan "menikmati" ROTI HIDUP maka ia akan beroleh hidup kekal, bahagia.

Berikut kesaksian Yesus tentang diriNya. "Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup.

Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." (Bdk. Yoh 6:44-51)

Bagi orang beriman, menikmati Roti Hidup itu berarti menghayati Sabda Allah yang adalah Jalan, Kebenaran dan Kehidupan, menyambut komuni dalam perjamuan kudus. Apakah kita sudah benar-benar menghayati Sabda Allah dalam hidup kita? Amin


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Wednesday, April 17, 2013

Memiliki Visi dan Misi

Untuk mencapai suatu cita-cita, tiap individu atau organisasi/lembaga perlu mempunyai visi dan misi. Visinya adalah suatu tujuan akhir yang hendak dicapai. Misinya adalah hal-hal yang dilakukan untuk menggapai visinya.

Apakah anda mempunyai visi dan misi untuk 5 atau 10 tahun mendatang? Yesus juga sebagai Anak Allah mempunyai visi dan misi ketika hadir ke dunia. Visinya adalah untuk menghadirkan Kerajaan Allah di dunia. Misinya adalah melakukan kehendak Allah untuk mewartakan kebenaran Allah, menyelamatkan semua orang, mengajak umat manusia supaya percaya kepada Allah dan diriNya sebagai Utusan Allah.


Inilah kutipan Injil tentang kesaksian Yesus "Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman." (Yoh 6:35-40)

Sebagai orang yang beriman, apakah kita ikut berpartisipasi atas visi dan misi Yesus supaya semua orang selamat dan bahagia di dunia dan akhirat? Amin
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tuesday, April 16, 2013

Percaya dan Hidup Sejati

Dalam hidup sehari-hari, kita tidak luput dari makanan dan minuman. Kita makan dan minum supaya hidup. Tapi makanan dan minuman itu sementara dan dapat bikin lapar dan haus lagi.

Namun ada makanan berupa ROTI HIDUP yang dari sorga. Menurut Yesus, Dialah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Nya, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan haus lagi.

'Roti hidup' sebagaimana makanan dan minuman sehari-hari, dapat ditafsirkan sebagai Sabda dan Teladan Hidup Yesus sebagai 'makanan dan minuman' sehari-hari supaya kita hidup. Itu berarti hidup sehari-hari kita serahkan pada penyelenggaraan Allah. Hidup kita dilandasi 'roh' atau semangat hidup Yesus yaitu melayani kehendak Allah.


Berikut kutipan Injil. Maka kata mereka kepada-Nya: "Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga."

Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia."

Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa."

Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi". (Bdk. Yoh 6:30-35).

Agar kita benar-benar menikmati hidup sejati, bahagia, tahan banting, maka kita perlu datang kepada Yesus menikmati ROTI HIDUP, dengan percaya pada rencana penyelenggaraan Allah atas hidup kita. AMIN
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Monday, April 15, 2013

Bekerja untuk Hidup Mulia

Bekerja dan hidup adalah rahmat besar dari Allah. Kita bekerja untuk hidup. Dengan bekerja kita semakin menjadi manusia yang lebih sempurna.

Lebih dari itu, bekerja tidak hanya sekedar untuk hidup. Bekerja juga bertujuan untuk sesuatu yang lebih mulia, yaitu memuliakan Allah dan sesama. Kita bekerja dan hidup untuk Tuhan.

Dalam Kitab Injil Yoh 22-29, dikatakan bahwa kita bekerja bukan untuk sesuatu makanan dapat binasa, melainkan untuk untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya. Sebab dalam hidup dan bekerja, kita pertama-tama mencari kehendak Allah.

Inilah kutipan bacaan selengkapnya: Pada keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain dari pada yang satu tadi dan bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat. Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias dekat ke tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya.

Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus.

Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?"

Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."

Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?"

Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah." (Yoh 22-29)


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Friday, April 12, 2013

Bersyukur dan Berbagi

Sebenarnya, begitu banyak pekerjaan Tuhan yang dilakukan terhadap kita. Ketika kita selamat dalam perjalanan ke suatu tujuan, ketika kita sehat dan menikmati hari ini, ketika istri dan anak kita masih dapat hidup makan dengan cukup, itu semua adalah pekerjaan Tuhan bagi kita.

Untuk semua nikmat dan rejeki itu, seharusnya kita bersyukur dan memuliakan Tuhan, lalu membagikan rahmat itu bagi orang lain yang berkekurangan. Rahmat yang kita peroleh tidak layak untuk disombongkan.

Tuhan Yesus Kristus juga melakukan pekerjaan berupa mukjizat dengan memberi makan lima ribu orang laki-laki, belum termasuk perempuan. Mereka diberi makan cukup dengan menggandakan lima roti jelai dan dua ikan. Orang banyak itu seharusnya bersyukur dan memahami maksud pekerjaan Tuhan yaitu membahagiakan manusia dengan kehadiran kerajaan kasih Allah, bukan dengan menjadikan Yesus menjadi raja politis.

Berikut kisahnya. "Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?"

Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya.

Jawab Filipus kepada-Nya: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja."

Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?"

Kata Yesus: "Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya.

Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.

Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang." Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.

Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia."

Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri." (Yoh 6: 5-15)

Apakah kita sudah bersyukur atas karya Tuhan terhadap hidup kita, dan membagikannya kepada mereka yang berkekurangan? Dengan karya Tuhan bagi hidup kita, kita diajak juga membagikan rahmat Tuhan bagi sesama. AMIN
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Thursday, April 11, 2013

Bukti sebagai Utusan

Seorang utusan atau delegasi kerap diminta atau diutus pimpinannya. Ketika menjadi seorang utusan ke tempat lain, atau negara lain, ia dilengkapi paling tidak surat tugas, mungkin juga surat kuasa dan bukti-bukti pendukung lain.

Perlengkapan ini untuk meyakinkan pihak lain bahwa ia benar-benar seorang utusan yang benar, bukan utusan gadungan. Pihak lain tidak gampang percaya begitu saja kalau tidak ada ciri atau penanda sebagai seorang utusan.

Yesus adalah Utusan, juga Putera Allah, Nabi yang datang dari Allah di sorga. Sebagai Utusan Allah, orang Yahudi tidak gampang menerima-Nya, apalagi Yesus adalah anak tukang kayu, dan dari Nasaret lagi.

Namun bila dilihat dari pekerjaan-pekerjaan-Nya, seperti mewartakan kerajaan Allah melalui teladan, mukjizat, menyembuhkan banyak orang sakit, dan bahkan menyerahkan nyawa-Nya demi menebus dosa orang banyak. Itu semua merupakan tugas-Nya sebagai Utusan dan Anak Allah agar semua manusia beroleh hidup kekal dan selamat..

Berikut kisahnya. Pada suatu peristiwa Yesus bersabda. "Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya. Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi tak seorang pun yang menerima kesaksian-Nya itu. Siapa yang menerima kesaksian-Nya itu, ia mengaku, bahwa Allah adalah benar. Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas. Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya." (Yoh 3:31-36),

Sebagai Utusan, Yesus berpesan kepada mereka yang percaya kepada-Nya untuk menjadi utusan sebagai pewarta kerajaan Allah sampai ke ujung bumi. Bukti kita sebagai utusan adalah ketika kita hidup sesuai teladan Yesus Kristus, yaitu cinta kasih kepada Allah dan kepada sesama. Amin
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Wednesday, April 10, 2013

Menjadi Terang bagi Orang Lain

Perbuatan jahat biasanya dilakukan sembunyi-sembunyi seperti korupsi, merampok, menipu dan lain sebagainya supaya tidak kelihatan orang lain dan tidak menjadi masalah. Inilah yang disebut perbuatan kegelapan. Orang seperti ini lebih suka kegelapan daripada terang.

Sedangkan perbuatan baik dilakukan secara terbuka dan terang-terang karena tidak menjadi masalah diketahui orang lain. Inilah yang disebut perbuatan dalam terang. Ia bisa menjadi terang dan panutan bagi orang lain lewat perbuatan baik kepada sesama.

Pada hakekatnya, orang yang suka perbuatan jahat tidak suka terang. Orang jahat selalu menjauh dari orang yang baik dan suka perbuatan dalam terang.

Dalam bacaan Injil, orang yang percaya pada Yesus sebagai Anak Allah seyogiyanya lebih suka terang daripada kegelapan, karena Allah yang mengutus-Nya adalah terang dan kehidupan. Semua karya Allah dilakukan dalam terang agar semua yang percaya kepada-Nya beroleh hidup kekal.

Selengkapnya inilah bacaan Injil: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.

Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah." (Bdk. Yoh 3:16-21)

Orang yang suka perbuatan dalam gelap ia semakin menjauh dari Allah atau Terang dan tidak percaya kepada Allah. Orang yang suka perbuatan dalam Terang ia mendekati Allah dan kehidupan kekal. Apakah kita mau menjadi orang gelap ataukah mau menjadi orang-orang dari Terang? AMIN

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tuesday, April 09, 2013

Dibimbing oleh Kebenaran

Setiap orang yang percaya kepada Yesus dan dibaptis mendapat pencurahan Roh Kudus. Roh Kudus menaungi hati nurani dan menuntun orang untuk melakukan yang baik dan menghindari yang bertolak belakang dengan ajaran Yesus Kristus.

Oleh karena itu, setiap orang Kristen dilahirkan kembali menjadi anak-anak Allah yang dibimbing Roh Kebenaran untuk berpartisipasi dalam mewujudkan kehadiran Allah yang merajai hati manusia dan dunia. Roh itu juga yang membimbing pengikut Kristus untuk percaya Yesus sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup dan membimbing orang untuk memberi kesaksian.


Begini sabda Yesus tentang Roh dimaksud. Suatu peristiwa Yesus berkata: "Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."

Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?"

Jawab Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi? Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal" (Yoh 3:7-15)

Percaya kepada Yesus berarti mau dibimbing Roh Kebenaran dan membagikan kebenaran itu dalam perbuatan baik sehari-hari. AMIN
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Monday, April 08, 2013

Beriman berbeda dengan beragama

Beriman berbeda dengan beragama. Beriman berarti berpasrah, berserah diri kepada Ada Tertinggi, ada menyebut Tuhan atau Allah. Hidupnya diilhami oleh penyelenggaraan ilahi.

Sedangkan beragama belum tentu beriman. Beragama berarti memiliki suatu agama dalam hidupnya, namun belum tentu diimani sungguh-sungguh.

Beriman bagi seseorang menunjukkan sikap dan perbuatannya sesuai imannya. Bahkan segala sesuatu direlakannya demi sesuatu yang besar yang diimaninya.

Demikianlah Maria, tunangan Yusuf, sungguh-sungguh beriman. Ketika malaikat Allah memberikan kabar bahwa ia akan mengandung seorang anak Allah Yang Mahatinggi, ia sejenak mempertanyakan hal itu. Namun, imannya menuntunnya, ia pasrah pada rencana besar Allah. Ia berkata: "terjadilah padaku menurut perkataanmu"

Berikut kisah Maria yang penuh iman (diambil dari Injil Lukas 1:26-38) Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.

Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau
yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."

Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya,
apakah arti salam itu.

Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."

Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi,
karena aku belum bersuami?"

Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa
Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan
kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.

Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."

Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku
menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
(BACAAN INJIL - Lukas 1:26-38)

Apakah kita sudah beriman dan menghidupi iman kita? Ataukah kita hanya beragama saja tanpa ada efeknya bagi hidup? Beriman lebih baik daripada beragama. AMIN

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Saturday, April 06, 2013

Wartakanlah Kebaikan dalam Perbuatan!

Mendengar dan melihat kabar gembira dan baik orang lain, kita pantas ikut bergembira bahkan ikut menyebarkan dan membagikannya ke orang lain.

Maria Magdalena dan para murid, juga mewartakan kabar gembira tentang kebangkita Yesus. Pewartaan itu semakin kuat karena Yesus pernah melakukan mukjizat dalam hidup mereka.


Inilah kisahnya. Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan. Lalu perempuan itu pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis.

Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya. Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota. Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, tetapi kepada mereka pun teman-teman itu tidak percaya.

Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya.

Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk" (Mrk 16:9-15),

Apakah kita mewartakan kabar gembira dan baik yang kita dapat dari Tuhan Yesus? Dewasa ini begitu banyak hal-hal baik yang kita terima dari Tuhan melalui sesama di sekitar kita. Mewartakan kabar baik itu bisa berupa sharing pengalaman dan melalui perbuatan baik pula kepada sesama.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Friday, April 05, 2013

Kenangan Itu sebagai Pengingat

Kenangan makan bersama dengan orang yang kita kasihi sungguh merupakan pengalaman menyenangkan dan sulit dilupakan. Sebab kenangan makan bersama itu mengingatkan kita akan karakter dan siapa pribadi mereka yang kita cintai.

Acara makan bersama membuat para murid teringat bahwa yang ada di tengah mereka itu adalah Tuhan Yesus. Para murid sering makan bersama dengan Yesus ketika Yesus belum disalibkan dan wafat. Yesus selalu yang mengajak mereka: "...makanlah...!" Dan Yesus kerapkali membuat mukjizat.

Sesudah bangkit, Yesus menampakkan diri untuk ketiga kalinya di pantai Tiberias dengan para murid.

Berikut kisah lengkapnya: " Pada suatu ketika Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut. Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain.

Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.

Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.

Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?"

Jawab mereka: "Tidak ada." Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh."

Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan."

Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau. Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu. Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti.

Kata Yesus kepada mereka: "Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu." Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak.

Kata Yesus kepada mereka: "Marilah dan sarapanlah." Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya: "Siapakah Engkau?" Sebab mereka tahu, bahwa Ia adalah Tuhan. Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu. Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati." (Bdk. Yoh 21:1-14)

Kenangan makan bersama dengan Yesus membuat para murid teringat akan kata-kata dan pekerjaan Yesus selama hidup bersama. Ingatan itu mendorong para murid untuk selalu hidup sesuai dengan ajaran dan teladan Yesus. Kenangan itu menjadi pengingat bahwa mereka hidup perlu mengandalkan campur tangan Allah, bukan kekuatan diri sendiri.

Apakah kita mempunyai kenangan akan teladan dan kuasa Tuhan Yesus dalam hidup kita yang dapat pengingat bahwa kita senantiasa harus menimba rahmat kekuatan dari Dia? Mari kita renungkan relasi antara hidup kita dengan pekerjaan Tuhan Yesus Kristus dalam hidup kita. Amin
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Thursday, April 04, 2013

Menjadi Saksi dan Wartawan

Para wartawan merupakan saksi dari berbagai peristiwa penting di tengah masyarakat. Para wartawan mewartakan hasil kesaksiannya kepada publik, entah itu berita gembira maupun berita sedih.

Pewartaan berita bisa dimaksudkan sebagai pemberian informasi yang mendidik dan menyenangkan, bisa juga informasi yang merusak pribadi publlik.

Dalam bacaan Injil para murid diminta menjadi pewarta kabar gembira bahwa Mesias datang untuk menyelamatkan umat manusia dan harus menderita, wafat dan dibangkitkan pada hari ketiga. Para murid dan orang lainnya menjadi pewarta karena menyaksikan sendiri kisah Mesias.


Kuitipan Injil tersbut adalah sebagai berikut: "Pada suatu ketika, Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: "Damai sejahtera bagi kamu!" Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku."

Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: "Adakah padamu makanan di sini?"

Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur."

Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini" (Luk 24:35-48)

Saat ini, siapa saja yang percaya pada dan mengenal Yesus Kristus harus meneruskan kesaksian dan pewartaan para murid Yesus Kristus.

Kesaksian itu bisa berupa kesaksian lewat tulisan, pemberitaan, dan yang lebih tepat dan meyakinkan adalah kesaksian itu terwujud dalam praktek hidup lewat peran dan tugas kita di tengah-tengah masyarakat. AMIN

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Wednesday, April 03, 2013

Tokoh Berpengaruh dalam Hidup

Kehadiran orang penting yang sudah lama tidak pernah bertemu di tengah-tengah perjalanan hidup kita mendorong lahirnya kegembiraan dan semangat hidup. Orang penting tersebut bisa berupa seorang pimpinan, pembina rohani, sesepuh, orang tua, sahabat, dan orang yang paling berpengaruh dalam hidup kita.

Ketika orang penting tersebut berbicara atau berbagi pengalaman, maka hati kita terpicu dan termotivasi untuk melakukan sesuatu yang lebih baik lagi dalam hidup. Karena berbagai kenangan bersama dengan mereka muncul ke permukaan.

Demikianlah kisah dua orang yang pernah mengenal Yesus Kristus. Yesus merupakan orang yang berpengaruh dalam hidup mereka. Ketika dalam perjalanan, Yesus hadir menampakkan diri kepada mereka, meskipun kedua orang itu belum mengetahui bahwa orang itu Yesus. Namun kehadiran Yesus membuat hati mereka berkobar-kobar. Kemudian kedua orang itu mengenal Yesus setelah mereka teringat kenangan makan bersama dengan Yesus yang adalah Mesia.


Kisah kedua orang tersebut sebagai berikut: Lalu Yesus berkata kepada kedua orang itu: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.

Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya.

Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.

Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?" Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka.

Kata mereka itu: "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon." Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti." (Bdk. Luk 24:25-35)

Patut kita renungkan, apakah Yesus adalah orang yang penting dan berpengaruh dalam perjalanan hidup kita? Apakah hati kita berkobar-kobar ketika membaca Kitab Suci tentang Yesus Kristus, Sang Mesias?

Bila tidak, berarti kita belum mengenal Yesus Kristus. Jika belum mengenal Yesus Kristus, berarti sabdaNya belum berpengaruh dalam hidup kita. Marilah kita mengenal Yesus Kristus melalui Kitab Suci. Marilah kita memohonkan pengalaman akan Yesus Kristus dalam doa dan meditasi.

Pengalaman akan Yesus Kristus adalah pengalaman iman dan pengalaman menjalani hidup menurut perintahNya. Pengalaman tersebut akan membuahkan kegembiraan, harapan, iman dan kasih dalam hidup sehari-hari, sebab dalam Yesus hidup kita memperoleh rahmat berlimpah. AMIN
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tuesday, April 02, 2013

Kesedihan Menjadi Kegembiraan

Masa kebingungan dan kepanikan terjadi di kala kita kehilangan orang yang sangat kita cintai. Kita sedih dan bahkan menangis.

Namun kesedihan kita akan terjawab seiring dengan perjalanan waktu. Kita awalnya tidak bisa menerima keadaan, namun waktu akan menjawab bahwa sudah rencana terbaik dari Pencipta.

Maria pun sedih dan menangis ketika jenajah Yesus "hilang". Kesedihan itu terjawab ketika ada petunjuk yang menjelaskan bahwa Yesus tidak hilang, namun bangkit seperti pernah dikatakannya dan hidup dengan tubuh mulia.

Berikut kisahnya: Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring.

Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan."

Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.

Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya."

Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru.

Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."

Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya" (Bdk.Yoh 20:11-18)

Kesedihan terjawab dengan kegembiraan dan keyakinan akan penyelenggaraan Tuhan atas hidup kita. Percaya dan berjuang serta mengandalkan penyelenggaraan Tuhan atas hidup kita lebih menguatkan hidup daripada diam dan tidak berjuang serta mengandalkan kekuatan diri sendiri. AMIN
Powered by Telkomsel BlackBerry®