Wednesday, June 27, 2012

Aku bertanya dan Tuhan Menjawab

Sikap Yang Positif :

Kita berkata: "Tidak mungkin."
TUHAN berkata: "Semua bisa terjadi." (Lukas 18:27)

Kita berkata: "Aku terlalu lelah."
TUHAN berkata: "AKU akan memberimu kelegaan." (Matius 11: 28-30)

Kita berkata: "Aku tidak berdaya."
TUHAN berkata: "Anugerah-KU cukup bagimu." (2 Korintus 12:9)

Kita berkata: "Aku tidak tahu harus berbuat apa."
TUHAN berkata: "AKU akan mengarahkan langkahmu." (Amsal 3:6)

Kita berkata: "Aku tidak sanggup."
TUHAN berkata: "Segala sesuatu dapat kamu tanggung." (Filipi 4:11)

Kita berkata: "Aku tidak mampu."
TUHAN berkata: "AKU mampu" (2 Korintus 9:8)

Kita berkata: "Aku kekurangan."
TUHAN berkata: "AKU akan mencukupkan semua kebutuhanmu."
(Filipi 4:19)

Kita berkata: "Aku takut."
TUHAN berkata: "AKU tidak memberi kamu roh ketakutan." (2 Timotius 1:7)

Kita berkata: "Aku kuatir."
TUHAN berkata: "Serahkan segala kekuatiranmu kepada-KU." (Roma 12:3)

Kita berkata: "Aku merasa sendirian."
TUHAN berkata: "AKU tidak pernah meninggalkan kamu." (Ibrani 13:5)
(Milis APIK)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Sunday, June 24, 2012

Jadi Seperti Apakah Anak ini nanti?


Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi

Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah

Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali diri

Jika anak dibesarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah diri

Jika anak dibesarkan dengan iri hati, ia belajar kedengkian

Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa bersalah

Jika anak dibesarkan dengan dorongan,
ia belajar percaya diri

Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri

Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai

Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, ia belajar mencintai

Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri

Jika anak dibesarkan dengan pengakuan, ia belajar mengenali tujuan

Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, ia belajar kedermawanan

Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia belajar kebenaran dan keadilan

Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan

Jika anak dibesarkan dengan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan

Jika anak dibesarkan dengan ketentraman, ia belajar berdamai dengan pikiran

(NN)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Friday, June 22, 2012

Mengumpulkan Harta Surgawi

Menjadi saksi Kristus dalam perjalanan hidup - dok. pormadi
Sumber bacaan: Mat 6:19-23

Sorotan publik terhadap persoalan bangsa dewasa ini masalah integritas diri dan karakter bangsa. Harta dipandang sebagai hal mutlak yang memenuhi kebahagiaan. Hal ini mendorong orang  untuk mengejar harta duniawi dengan korupsi. Semakin banyak orang melalaikan dan meninggalkan semangat nilai-nilai keagamaan dan Pancasila dalam tata hidup bersama. Akibatnya integritas diri dan karakter bangsa semakin dipertanyakan.
Solusi yang ditawarkan para pengamat dan pemikir adalah penegakan hukum dan pendidikan karakter.  Lalu bagaimana dengan kita orang beriman? Apa yang bisa kita lakukan?
Agama merupakan salah satu sumber nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagia karakter kita sebagai anak bangsa. Masing-masing agama menawarkan semangat nilai-nilai agama yang tidak bertentangan dengan Pancasila.
Bacaan hari ini menegaskan pengajaran Yesus bagi kita yang percaya kepadaNya. Paling tidak ada tiga poin yang dapat membangun integritas  dan karakter kita sebagai orang beriman.

Yang pertama, kumpulkanlah harta surgawi.
Dalam kondisi seperti sekarang ini, ajaran Yesus sangat relevan, sebab banyak orang menjadi egois dan memberikan nilai mutlak kepada uang dan harta. Yesus mengingatkan bahwa tujuan umat Kristiani adalah mengumpulkan harta yang jauh lebih mulia dan bernilai kekal, yaitu harta surgawi. Harta ini dapat berupa apapun yang bermakna mulia dan kekal, yang dihasilkan karena berbagi dengan yang kekurangan, memaafkan sesama, menderita bagi Kristus, berbuat kebaikan dan lain sebagainya. Itulah harta yang harus dikumpulkan oleh segenap umat Kristiani dengan segenap hati.

Yang kedua, jagalah hati agar tidak diperbudak oleh harta.
Mengumpulkan harta surgawi tidaklah mudah, sebab pada hakekatnya adalah masalah perspektif/pendangan. Umat Kristiani harus waspada agar tidak mudah tergiur dengan apa yang ia lihat. Umat Kristiani juga harus sadar  bahwa dalam hubungannya dengan harta, kita dituntut untuk bersikap tegas antara mempergunakan harta atau diperbudak harta. Ketika kita diperbudak oleh harta, maka kita semakin jauh dari Allah, demikian pula sebaliknya.

Yang ketiga, mata adalah pelita tubuh
Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. ...Jika terang yang ada padamu gelap, betapa pekatnya kegelapan itu.

Suatu perumpamaan yang sangat menyentuh dan mendalam. Mata adalah salah satu
organ penting dalam tubuh kita. Mata merupakan jendela baik untuk melihat ke luar maupun untuk melihat ke dalam. Lewat mata kita dapat melihat apa yang ada di luar kita. Kalau mata kita baik, kita dapat menangkap pemandangan di luar kita dengan jelas. Di lain pihak, lewat mata kita, orang dapat melihat apa yang ada di dalam hati kita. Kalau mata kita merah, orang menangkap  bahwa dalam hati kita bergelora kemarahan. Kalau mata kita sembab, orang menangkap bahwa hati kita sedang gundah. Kalau mata kita berbinar-binar, orang menangkap bahwa ada suka cita di dalam hati kita.

Mengingat pentingnya mata, maka kita perlu menjaga dan memanfaatkan mata
dengan baik. Mata yang selalu diarahkan kepada hal-hal baik akan mencerminkan kebaikan. Maka, biasakanlah menyimak hal-hal yang baik.

Sebaliknya, mata yang selalu diarahkan kepada hal-hal yang buruk akan
mencerminkan keburukan. Maka, jagalah mata dengan baik, jangan sampai senang
memelototi hal-hal yang tidak baik.

Ketiga poin ini jika renungkan dan dilaksnakan dengan baik-baik, maka akan membawa kita kepada suka cita. Integritas kita sebagai orang beriman pun makin teguh. Kita bisa menjadi saksi Kristus bagi orang-orang di sekitar kita dengan cara mendahuluan kebenaran Allan.
Kita sadar betapa Allah sangat mengasihi kita. Sebab Allah menegaskan carilah harta surgawi, sama dengan carilah lebih dulu kebenaran Allah, maka kebahagian akan  dilimpahkan Tuhan bagi kita. Allah tidak menghendaki anak-anaknya kuatir akan kelaparan, sebab itu Ia menyediakanNya bagi kita dengan berbagai cara yang dikehendakinya. Yang dituntut dari kita adalah iman yang teguh akan kebenaran Allah. AMIN