Monday, December 16, 2013

Doa Damai (St Fransiskus Assisi)

TUHAN, jadikanlah aku pembawa damai.
Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih.
Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan.
Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan.
Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran.
Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian.
Bila terjadi keputus-asaan, jadikanlah aku pembawa harapan.
Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang.
Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku pembawa sukacita.
Ya Tuhan Allah,
ajarlah aku untuk lebih suka menghibur daripada dihibur;
mengerti daripada dimengerti;
mengasihi daripada dikasihi;
sebab dengan memberi kita menerima;
dengan mengampuni kita diampuni,
dan dengan mati suci kita dilahirkan ke dalam Hidup Kekal.

Amin.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tuesday, November 26, 2013

PESAN NATAL BERSAMA PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA (PGI) KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA (KWI) TAHUN 2013

"Datanglah, ya Raja Damai"
(Bdk. Yes. 9:5)

Saudara-saudari terkasih,
segenap umat Kristiani Indonesia,
Salam sejahtera dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus.

1. Kita kembali merayakan Natal, peringatan kelahiran Yesus Kristus Sang Juruselamat dunia. Perayaan kedatangan-Nya selalu menghadirkan kehangatan dan pengharapan Natal bagi segenap umat manusia, khususnya bagi umat Kristiani di Indonesia. Dalam peringatan ini kita menghayati kembali peristiwa kelahiran Yesus Kristus yang diwartakan oleh para Malaikat dengan gegap gempita kepada para gembala di padang Efrata, komunitas sederhana dan terpinggirkan pada jamannya (bdk. Luk. 2:8-12). Selayaknya, penyampaian kabar gembira itu tetap menggema dalam kehidupan kita sampai saat ini, dalam keadaan apapun dan dalam situasi bagaimanapun.

Tema Natal bersama PGI dan KWI kali ini diilhami suatu ayat dalam Kitab Nabi Yesaya 9:5 "Sebab seorang anak telah lahir untuk kita; seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang; Penasehat Ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai". Kekuatan pesan sang nabi tentang kedatangan Mesias dibuktikan dari empat gelar yang dijabarkan dalam nubuat tersebut, yaitu: 1). Mesias disebut "Penasihat ajaib", karena Dia sendiri akan menjadi keajaiban adikodrati yang membawakan hikmat sempurna dan karenanya, menyingkapkan rencana keselamatan yang sempurna. 2). Dia digelari "Allah yang perkasa", karena dalam DiriNya seluruh kepenuhan ke-Allah-an akan berdiam secara jasmaniah (bdk. Kol. 2:9, bdk. Yoh. 1:1.14). 3). Disebut "Bapa yang kekal" karena Mesias datang bukan hanya memperkenalkan Bapa Sorgawi, tetapi Ia sendiri akan bertindak terhadap umat-Nya secara kekal bagaikan seorang Bapa yang penuh dengan belas kasihan, melindungi dan memenuhi kebutuhan anak-anak-Nya (Bdk. Mzm. 103:3). 4). Raja Damai, karena pemerintahan-Nya akan membawa damai bagi umat manusia melalui pembebasan dari dosa dan kematian (bdk. Rm. 5:1; 8:2).

2. Seiring dengan semangat dan tema Natal tahun ini, kita menyadari bahwa Natal kali ini tetap masih kita rayakan dalam suasana keprihatinan untuk beberapa situasi dan kondisi bangsa kita. Kita bersyukur bahwa Konstitusi Indonesia menjamin kebebasan beragama. Namun, dalam praktek kehidupan berbangsa dan bernegara, kita masih merasakan adanya tindakan-tindakan intoleran yang mengancam kerukunan, dengan dihembuskannya isu mayoritas dan minoritas di tengah-tengah masyarakat oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan kekuasaan. Tindakan intoleran ini secara sistematis hadir dalam berbagai bentuknya. Selain itu, di depan mata kita juga tampak perusakan alam melalui cara-cara hidup keseharian yang tidak mengindahkan kelestarian lingkungan seperti kurang peduli terhadap sampah, polusi, dan lingkungan hijau, maupun dalam bentuk eksploitasi besar-besaran terhadap alam melalui proyek-proyek yang merusak lingkungan.

Hal yang juga masih terus mencemaskan kita adalah kejahatan korupsi yang semakin menggurita. Usaha pemberantasan sudah dilakukan dengan tegas dan tak pandang bulu, tetapi tindakan korupsi yang meliputi perputaran uang dalam jumlah yang sangat besar masih terus terjadi. Hal lain yang juga memprihatinkan adalah lemahnya integritas para pemimpin bangsa. Bahkan dapat dikatakan bahwa integritas moral para pemimpin bangsa ini kian hari kian merosot. Disiplin, kinerja, komitmen dan keberpihakan kepada kepentingan rakyat digerus oleh kepentingan politik kekuasaan. Namun demikian, kita bersyukur karena Tuhan masih menghadirkan beberapa figur pemimpin yang patut dijadikan teladan. Kenyataan ini memberi secercah kesegaran di tengah dahaga dan kecewa rakyat atas realitas kepemimpinan yang ada di depan mata.

3. Karena itu, Gema tema Natal 2013 "Datanglah, Ya raja Damai" menjadi sangat relevan. Nubuat Nabi Yesaya sungguh memiliki kekuatan dalam ungkapannya. Seruan ini mengungkapkan sebuah doa permohonan dan sekaligus harapan akan datangnya sang pembawa damai dan penegak keadilan (bdk. "Penasihat Ajaib").
Doa ini dikumandangkan berangkat dari kesadaran bahwa dalam situasi apapun, pada akhirnya "Allah yang perkasa, Bapa yang Kekal," Dialah yang memiliki otoritas atas dunia ciptaan-Nya. Dengan demikian, semangat Natal adalah semangat merefleksikan kembali arti Kristus yang sudah lahir bagi kita, yang telah menyatakan karya keadilan dan perdamaian dunia, dan karenanya pada saat yang sama, umat berkomitmen untuk mewujudkan kembali karya itu, yaitu karya perdamaian di tengah konteks kita. Tema ini sekaligus mengacu pada pengharapan akan kehidupan kekal melalui kedatangan-Nya yang kedua kali sebagai Hakim yang Adil. Semangat tema ini sejalan dengan tekad Gereja-gereja sedunia yang ingin menegakkan keadilan, sebab kedamaian sejati tidak akan menjadi nyata tanpa penegakan keadilan.
Karena itu, dalam pesan Natal bersama kami tahun ini, kami hendak menggarisbawahi semangat kedatangan Kristus tersebut dengan sekali lagi mendorong Gereja-gereja dan seluruh umat Kristiani di Indonesia untuk tidak jemu-jemu menjadi agen-agen pembawa damai dimana pun berada dan berkarya. Hal itu dapat kita wujudkan antara lain dengan:
· Terus mendukung upaya-upaya penegakkan keadilan, baik di lingkungan kita maupun dalam lingkup yang lebih luas. Hendaklah kita menjadi pribadi-pribadi yang adil dan bertanggung jawab, baik dalam lingkungan keluarga, pekerjaan, gereja, masyarakat dan dimana pun Allah mempercayakan diri kita berkarya. Penegakkan keadilan, niscaya diikuti oleh sikap hidup yang berintegritas, disiplin, jujur dan cinta damai.
· Terus memberi perhatian serius terhadap upaya-upaya pemeliharaan, pelestarian dan pemulihan lingkungan. Mulailah dari sikap diri yang peduli terhadap kebersihan dan keindahan alam di sekitar kita, penghematan pemakaian sumber daya yang tidak terbarukan, serta bersikap kritis terhadap berbagai bentuk kegiatan yang bertolak belakang dengan semangat pelestarian lingkungan. Dengan demikian kita juga berperan dalam memberikan keadilan dan perdamaian terhadap lingkungan serta generasi penerus kita.
· Semangat cinta damai dan hidup rukun menjadi dasar yang kokoh dan modal yang sangat penting untuk menghadapi agenda besar bangsa kita, yaitu Pemilu legislatif maupun Pemilu Presiden-Wakil Presiden tahun 2014 yang akan datang.
Saudara-saudara terkasih,
Marilah kita menyambut kedatangan-Nya sambil terus mendaraskan doa Santo Fransiskus dari Asisi ini:

Tuhan,
Jadikanlah aku pembawa damai,
Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih
Bila terjadi penghinaan jadikanlah aku pembawa pengampunan

Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan
Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian
Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran
Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku sumber kegembiraan,
Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang,

Tuhan semoga aku lebih ingin menghibur daripada dihibur,
Memahami dari pada dipahami, mencintai dari pada dicintai,
Sebab dengan memberi aku menerima
Dengan mengampuni aku diampuni
Dengan mati suci aku bangkit lagi, untuk hidup selama-lamanya.
Amin

SELAMAT NATAL 2013 DAN TAHUN BARU 2014
Jakarta, 18 November 2013
Atas nama
PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA KONFERENSI WALIGEREJA
DI INDONESIA (PGI), INDONESIA (KWI),


Pdt. Dr. A.A. Yewangoe Mgr. I. Suharyo
Ketua Umum Ketua


Pdt. Gomar Gultom Mgr. J.M. Pujasumarta
Sekretaris Umum Sekretaris Jendral

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Wednesday, November 06, 2013

MAKNA TANDA SALIB

Banggakah  anda menjadi sorang Katolik ?
Apapun jawaban anda, ada satu keistimewaan orang Katolik yaitu Tanda Salib.

Mengapa demikian ?

Tanda Salib merupakan suatu rangkaian  DOA  SINGKAT tetapi sangat padat dalam maknanya.

DALAM NAMA BAPA (di dahi).
Hal ini menandakan bahwa Allah Bapa merencanakan, menciptakan dan menyelenggarakan segala sesuatunya.
Otak merupakan susunan syaraf pusat merupakan pusat segalanya, tempat kita berpikir, berimainasi dan merencanakan.
Bapa yg telah merencanakan Putra-Nya datang ke dunia sebagai Penyelamat, adalah penyelenggara segala karya dan hidup Yesus.
maka kita melanjutkan dengan :

DAN PUTRA (di pusar).
Disini sering terjadi kesalahan karena banyak yg melakukannya di dada (horizontal dengan Roh Kudus0.
SEharusnya di pusar, karena tali pusar adalah tali kehidupan, tali yg menyambung antara ibu dan anak. Disinilah janin mendapat makanan dan minuman serta curahan kehidupan. Karya Yesus juga dimulai semenjak kita masih berupa janin, dan Dia harus meninggalkan kita dan kembali kepada Bapa-Nya.

DAN ROH KUDUS (Bahu kiri, horizontal, hubungan dengan manusia)
Bapa yg menyelenggarakan hidup kita dgn mengirimkan Roh Kudus-Nya untuk memurnikan dan membakar dosa2 kita hingga musnah, mendampingi kita, melindungi, menghibur, mengajarkan ttg kebenaran, membimbing dan menjaga kita; maka selayaknya kita senantiasa harus bersyukur, memuji dan memuliakan Dia. Kita harus selalu mengundang dan menghadirkan Allah Tritinggal dalam setiap kehidupan kita, Ia akan setia mendampingi kita sampai kedatanganAllah Putra kembali.

Amin (Bahu kanan)
Amin mengandung arti kesetiaan Allah terhadap kita dan iman kepercayaan kita kepada-Nya.

Tanda Salib merupakan pengormatan kita kepada Allah Tritunggal dan sekaligus merupakan tanda persatuan persaudaraan dalam IMAN kepada Yesus Kristus lewat sarana Katolik. Ketika kita melihat orang membuat Tanda Salib baik di restoran, di arena sport, dalam upacara dll; dalam hati kita akan bilang, "Oh, orang itu orang Katolik. Dia saudara kita yang seiman." (By John Lefthew, SJ)

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Palu Menghancurkan Kaca, Tetapi Palu Membentuk Baja

Palu Menghancurkan Kaca, Tetapi Palu Membentuk Baja

Apa makna dari pepatah kuno diatas?

Jika jiwa kita rapuh seperti kaca, maka ketika palu/masalah menghantam, kita akan mudah putus asa, frustasi, kecewa, marah, dan jadi remuk redam. Jika kita adalah kaca, maka kita juga rentan terhadap benturan. Kita mudah tersinggung, kecewa, marah, atau sakit hati saat kita berhubungan dengan orang lain. Sedikit benturan sudah lebih dari cukup untuk menghancurkan hubungan kita.

Jangan pernah jadi kaca, tapi jadilah baja. "Mental baja" adalah mental yang selalu positif, bahkan tetap bersyukur di saat masalah dan keadaan yang benar-benar sulit tengah menghimpitnya.

Mengapa demikian? Orang yang seperti ini selalu menganggap bahwa "masalah adalah proses kehidupan untuk membentuknya menjadi lebih baik". Sepotong besi baja akan menjadi sebuah alat yang lebih berguna setelah lebih dulu diproses dan dibentuk dengan palu. Setiap pukulan memang menyakitkan, namun mereka yang bermental baja selalu menyadari bahwa itu baik untuk dirinya.

Jika hari ini kita sedang ditindas oleh masalah hidup, jangan pernah merespons dengan sikap yang keliru!

Jika kita adalah "baja", kita akan selalu melihat palu yang menghantam kita sebagai sahabat yang akan membentuk kita. Sebaliknya jika kita "kaca" maka kita akan selalu melihat palu sebagai musuh yang akan menghancurkan kita

Sumber: facebook/pendidikan karakter
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Thursday, October 17, 2013

Anda selalu bisa Memilih

"Hidup ini begitu Indah. Karena banyaknya pilihan yang ada di depan mata, semua bergantung kepada kita"

Ketika bangun pagi, Anda slalu punya pilihan untuk menyikapi hari tersebut dengan suka cita atau dengan beban yang berat.
Ketika berada di kemacetan, anda punya pilihan untuk mengeluh atau menikmati duduk di mobil sambil mendengarkan lagu.

Ketika dimarahi atasan, Anda bisa memilih untuk membencinya atau menganggapnya sebagai guru yang memberi nasehat kepada muridnya.
Kalau seseorg mengatakan saya tidak punya pilihan dalam hidup ini, dan akhirnya mencoba mengakhiri hidupnya, berarti orang tersebut belum memaknai hidupnya dengan baik dan benar.

Ingatlah apa yang Anda alami saat ini, slalu lihat dari perspektif yang positif. Jangan terlalu cepat merespons dengan hal yg negatif yang justru memperkeruh situasi dan merusak pola pikir Anda.

Jika Anda dilanda kebingungan, sehingga tidak tahu ada pilihan lain, tenangkan sejenak pikiran Anda. Ambil waktu untuk melakukan refleksi diri dengan melihat satu masalah dari dua pandangan.

Pilihan Anda utk melihat sisi positif akan mengubah hidup Anda dan keputusan Anda.
Ingat, keputusan besar dimulai dari pikiran kita sendiri dan Bijaksanalah. semoga bermanfaat

follow us on twitter: @penakarakter
Sumber: facebook/pendidikankarakter
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Saturday, October 05, 2013

10 KEPRIBADIAN LUAR BIASA

1. TULUS -- Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi.

2. RENDAH HATI -- Hanya orang yang kuat batinnya yang bisa bersikap rendah hati. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain.

3. SETIA -- Orang yang setia bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak berkhianat.

4. POSITIVE THINKING -- Orang berpikiran positif selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun.

5. CERIA -- Artinya bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh, dan selalu berusaha meraih kegembiraan.

6. TANGGUNG JAWAB -- Ia akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau salah, berani mengakuinya dan tidak mencari kesalahan orang lain.

7. PECAYA DIRI -- Mampu menerima dirinya sebagaimana adanya,
menghargai dirinya dan orang lain. Juga mudah menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.

8. BERJIWA BESAR -- Ia tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa-masa sukar dia tetap tegar!

9. EASY GOING -- Maksudnya, tidak suka membesar-besarkan masalah kecil atau berusaha mengecilkan masalah besar. Dia tidak mau pusing dengan masalah yang berada di luar kontrolnya.

10. EMPATI -- Orang yang berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.

Sumber: facebook: pendidikan karakter
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Friday, September 20, 2013

Hanya jika anda tahu.... (bacalah selagi sempat)

Matahari TANPA sinar tidak layak disebut matahari, DEMIKIAN juga dengan diri kita.
Kita adalah MATAHARI yang seharusnya memancarkan sinar, SEKALIPUN mendung kelabu menutupi pandangan orang UNTUK melihat keindahan cahaya kita.

"BUKAN karena hari ini INDAH kita BAHAGIA, tapi karena kita BAHAGIA maka hari ini menjadi INDAH"

BUKAN karena tidak ada "RINTANGAN" kita menjadi "OPTIMIS", tapi karena kita "OPTIMIS" maka "RINTANGAN" menjadi tidak terasa.

BUKAN karena "MUDAH", kita "YAKIN BISA". Tapi karena kita "YAKIN BISA" maka semuanya JADI "MUDAH".

BUKAN karena semua "BAIK" maka kita "TERSENYUM",
tapi karena kita "TERSENYUM" maka semua menjadi "BAIK".

BUKAN karena kita mengucap "SYUKUR" maka "KEBAHAGIAAN" terasa dekat. Tapi "BERSYUKURLAH" maka "KEBAHAGIAAN" senantiasa dekat.

Tidak ada hari yang menyulitkan kecuali kita "SENDIRI" yang membuatnya menjadi "SULIT".

JANGAN pernah mengeluh dengan adanya "KESULITAN", karena "KESULITAN" lah yang telah BIKIN kita lebih BAIK dan KUAT dari sebelumnya.

Sesungguhnya KUNCI sukses dalam hidup ini adalah SELALU mengucap syukur.

Sumber: facebook pendidikan karakter
twitter: @penakarakter
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Thursday, September 19, 2013

Kekosongan dan Kesombongan

Banyak orang merasa bangga dengan apa yang mereka miliki.

Saat mereka kaya dengan ilmu atau pun harta, maka akan sangat sulit untuk berbagi dan takut untuk disaingi.

Ketika orang menjadi sombong, mereka akan haus dengan pujian-pujian.

Kita dilahirkan dengan telanjang. Tidak ada bayi yang lahir dengan membawa gelar atau pun kekayaan.

Kita lahir pun juga karena pertolongan orang lain, kita tidak bisa lahir dengan sendirinya. Seorang ibu dengan bantuan dokter, bersama-sama berjuang melawan maut untuk melahirkan kita.

Lalu apa yang pantas untuk kita sombongkan?

Kesombongan dapat menjadi bumerang bagi diri sendiri.

Saat kita sombong, kita akan menjadi egois dan tidak membutuhkan orang lain.

Bagaimana saat kita mengalami kesukaran?

Dapatkah kita meminta pertolongan pada "kesombongan" itu sendiri?

Kesombongan dapat menjadi alat pembunuh untuk diri sendiri.

Kesombongan yang kita miliki dapat melukai perasaan orang-orang di sekitar kita. Dan sampai pada saatnya nanti, luka itu akan kembali pada kita.

Sombong itu tidak abadi. kerendahan hati membawa kenangan yang tak terlupakan. semoga bermanfaat.

Silahkan berbagi jika ini bermakna dan berkenan mendidik pemahaman anda.

Sumber: Facebook Pendidikan Karakter
Twitter: @penakarakter
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Masalah Hidup: Pahitnya Hidup

Ada seorang tua bijak didatangi seorang pemuda yang sedang menghadapi masalah.

Tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya.

Pak tua bijak hanya mendengar dengan seksama, lalu ia mengambil segenggam serbuk pahit dan meminta anak muda itu mengambil segelas air.

Ditaburkanlah serbuk pahit itu ke dlm gelas dan diaduk perlahan, "Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya?" Ujar pak tua

"Pahit sekali....." Jawab pemuda itu

Pak tua itu tersenyum, mengajak pemuda itu untuk berjalan ke tepi danau di belakang rumahnya.

Mereka berjalan berdampingan & akhirnya sampailah mereka berdua ke tepi danau yang tenang itu. Sesampai disana, pak tua itu kembali menaburkan serbuk pahit ke danau itu dan dengan sepotong kayu ia mengaduknya,

"Coba ambil air dari danau itu dan minumlah"

Saat si pemuda mereguk air itu, pak tua bertanya lagi, "Bagaimana rasanya...?"

"Segar...." sahut si pemuda....

" Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu?" Tanya pak tua itu

" Tidak...." Sahut pemuda itu.

Pak tua itu tertawa sambil berkata "Anak muda..." Dengarkan baik-baik, pahitnya kehidupan sama seperti segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnya pun sama dan memang akan tetap sama.

Tapi "INGAT.." kepahitan yang kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki.

*Jadi saat kita merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yang kita dapat lakukan:

"Luaskan dan perbesar kapasitas hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu" Hati kita adalah wadah itu.

Jangan jadikan hati kita seperti gelas, tetapi buatlah hati kita seperti danau yang besar dan mampu menampung setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian

Semoga bermanfaat
(jika ada manfatnya, silahkan berbagi dengan sesama)

Sumber: Facebook: Pendidikan Karakter/ twitter: @penakarakte
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Friday, June 07, 2013

Kata: Terimakasi, Maaf dan Tolong

Kisah ini terjadi di sebuah pesta perpisahan sederhana tentang pengunduran diri seorang direktur.

Diαdαkanlah sebuah sesi acara penyampaian pesan, kesan, dan kritikan dari anak buah kepada Sang Direktur yang akan segera memasuki masa pensiun.

Karena waktu terbatas, kesempatan pernyataan tersebut dipersilahkan dalam bentuk tulisan. Di antara pujian dan kesan yang diberikan, dipilih dan dibingkai untuk diabadikan kemudian dibacakan di acara tersebut, yakni sebuah tulisan dari seorang office boy yang telah bekerja cukup lama di perusahaan itu.

Dia menulis semuanya dengan huruf kapital sebagai berikut :

• Yang terhormat Pak Direktur. Terima kasih karena Bapak telah mengucapkan kata TOLONG, setiap kali Bapak memberi tugas yang sebenarnya adalah tanggung jawab saya.

• Terima kasih Pak Direktur karena Bapak telah mengucapkan MAAF, saat Bapak menegur, mengingatkan, dan berusaha memberitahu setiap kesalahan yang telah saya perbuat, karena Bapak ingin saya mengubahnya menjadi kebaikan.

• Terima kasih Pak Direktur karena Bapak selalu mengucapkan TERIMA KASIH kepada saya atas hal-hal kecil yang telah saya kerjakan untuk Bapak.

• Terima kasih Pak Direktur atas semua penghargaan kepada orang kecil seperti saya, sehingga saya bisa tetap bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan kepala tegak, tanpa merasa direndahkan dan dikecilkan. Dan sampai kapan pun Bapak adalah Pak Direktur buat saya.

• Terima kasih sekali lagi. Semoga kebajikan melindungi jalan di mana pun Pak Direktur berada.

Setelah sejenak keheningan menyelimuti ruangan itu, serentak tepuk tangan menggema memenuhi ruangan.

Diam-diam Pak Direktur mengusap genangan airmata di sudut mata tuanya, terharu mendengar ungkapan hati seorang office boy yang selama ini dengan setia melayani kebutuhan seluruh isi kantor.

3 kata :

1. TERIMA KASIH

2. MAAF

3. TOLONG

adalah kalimat pendek yang sederhana tetapi mempunyai dampak yang sangat positif.

Dengan mampu menghargai orang lain, minimal kita telah menghargai diri kita sendiri ....

(BBM)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tuesday, June 04, 2013

“Bambu dan pakis beda, tapi keduanya membuat hutan menjadi indah”

Alkisah "Ada seorang pria yang putus asa & mau meninggalkan segalanya. Meninggalkan pekerjaan, hubungan & berhenti hidup.

Lalu ia pergi ke hutan untuk bicara yg terakhir kalinya dgn Tuhan, "Apakah Tuhan bisa memberi saya satu alasan yg baik untuk jangan berhenti hidup & menyerah ?"

Jawaban Tuhan sangat mengejutkan, "Coba lihat ke sekitarmu... Apakah kamu melihat pakis & bambu ?"

"Ya" jawab pria itu.

"Ketika menanam benih pakis & benih bambu, AKU merawat keduanya secara sangat baik. AKU memberi keduanya cahaya, memberikan air. Pakis tumbuh cepat di bumi, daunnya yg hijau segar menutupi permukaan tanah hutan. Sementara itu benih bambu tidak menghasilkan apapun, tapi AKU tidak menyerah.

Pada tahun kedua, pakis tumbuh makin subur dan banyak, tapi belum ada juga yg muncul dari benih bambu. Tapi Aku tidak menyerah.

Di tahun ketiga, benih bambu belum juga memunculkan sesuatu, tapi Aku tidak menyerah.

Di tahun keempat, masih juga belum ada apapun dari benih bambu.
Aku tidak menyerah" kata TUHAN

Di tahun kelima, muncul sebuah tunas kecil. Dibanding dengan pohon pakis, tunas itu tampak kecil dan tidak bermakna.

Tapi 6 bulan kemudian, bambu itu menjulang sampai 100 kaki.

Untuk menumbuhkan akar itu perlu waktu 5 tahun.

Akar ini membuat bambu kuat & memberi apa yang diperlukan bambu untuk bertahan hidup.

AKU tak akan memberi cobaan yg tak sangup diatasi ciptaan-Ku" kata TUHAN kepada pria itu.

"Tahukah kamu, anak-Ku... Di saat menghadapi semua kesulitan & perjuangan berat ini, kamu sebenarnya menumbuhkan akar-akar?"

"AKU tidak meninggalkan bambu itu, AKU juga tak akan meninggalkanmu"

"Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain," kata Tuhan.

"Bambu mempunyai tujuan yang beda dgn pakis, Tapi keduanya membuat hutan menjadi indah"

"Waktumu akan datang... Kamu akan menanjak & menjulang tinggi"

Bersabarlah dan banyaklah untuk belajar lagi, waktumu pasti akan tiba.

Slmt brJuang Șa͡​Æ—Æša͡​ßa͡​T 2 ku, Jadilah Pemenang

(Dari teman via BBM)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tuesday, April 23, 2013

Ibarat Gembala dan Domba-Nya

Mengingat seorang tokoh pasti kita teringat akan satu ciri atau karakteristik is tokoh tersebut. Ciri atau karakteristik tersebut bisa berupa hal positif bisa juga hal negatif.

Ketika teringat akan SBY, kita teringat akan tutur kata dan bahasanya yang santun. Ketika teringat Jokowi, kita teringat pembawaannya yang sederhana dan kalem.

Begitu juga dengan tokoh-tokoh besar agama. Mendengar Yesus kita teringat akan ajaran kasih-Nya. Kita teringa juga akan sebutan gembala dan domba. Yesus mengibaratkan diriNya sebagai Gembala, dan orang yang percaya kepada-Nya sebagai domba.

Terkait domba Yesus pernah berkata: "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka"

Gembala mengenal domba, dan domba mengenal suara gembala. Bila ada gembala lain datang, pasti ketahuan oleh domba-domba.

Berikut kutipan bacaan Injil tentang siapa Yesus bagi domba-domba-Nya. Tidak lama kemudian tibalah hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin. Dan Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo. Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami."
Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku, tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu." (Yoh 10:22-30)

Barang siapa percaya pada Yesus, ia pasti mengingat ajaran kasih kepada Tuhan dan sesama. Ia juga tahu bahwa Yesus akan memimpin mereka sebaga domba. Gembala tidak akan membiarkan satu pun domba-Nya binasa. Amin
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Monday, April 22, 2013

Melalui Pintu, bukan Jendela

Pintu merupakan jalan memasuki sebuah ruangan. Pintu rumah adalah jalan masuk ke rumah. Pintu gerbang adalah jalan masuk menuju suatu pekarangan gedung perkantoran, tempat wisata, dan lain sebagainya.

Pintu merupakan jalan sah dan resmi untuk masuk. Masuk tanpa melalui pintu, berarti melanggar jalan yang benar.

Ketika kita sudah masuk lewat pintu, kita akan dapat melihat, menikmati, merasakan apa saja yang ada di dalam ruanganm itu karena sesuai dengan jalan atau cara yang benar. Kita akan memperoleh hak jika kewajiban kita sudah terpenuhi.

Dalam BACAAN INJIL - Yohanes 10:1-10 dikatakan bahwa PINTU untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga adalah Yesus. Dialah jalan menuju sorga, menuju kehidupan kekal, menuju Allah. Jika ada orang masuk bukan dari pintu, ia adalah perampok. Inilah perumpamaan tentang pintu masuk sorga.

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan
ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.

Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka
dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari
padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal." Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka.

Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala
kelimpahan.

Perumpamaan ini menunjukkan bahwa Yesus, bukan yang lain, sebagai jalan menuju Kerajaan Sorga. Ini merupakan kebenaran dari Yesus sendiri. Melalui Pintu tersebut orang yang percaya kepada-Nya akan beroleh hidup kekal dan kebahagiaan. Amin
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Friday, April 19, 2013

Berkorban dan Berbagi

Bagi orang Kristiani, Yesus dilihat sebagai Roti Hidup yang diberikan Allah kepada dunia supaya hidup. Roti hidup menjadi bekal sehari-hari agar kuat menjalani hidup.

Pandangan itu berasal dari pernyataan-pernyataan yang disampaikan Yesus. Yesus pernah berkata: "Akulah roti hidup". Di lain kesempatan, ia berkata: Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.

Pada malam perjamuan terakhir, sebelum penyalibanNya, Yesus mengambil roti dan piala berisi anggur seraya mengucap syukur sambil berkata: Makanlah, inilah tubuhKu, minumlah, inilah darahKu yang dikurbankan bagimu dan semua orang.

Jelaslah, bahwa roti atau daging merupakan lambang diri Yesus yang dikorbankan, diri Yesus adalah Sabda Allah yang menjadi manusia, Jalan dan Kebenaran dan kehidupan. Barang siapa percaya dan menghayati Sabda Allah itu, maka ia beroleh hidup, hidup yang kekal dan bahagia.


Berikut kutipan bacaan tentang Yesus sebagai Roti dari sorga. "Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan."

Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.

Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.

Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."

Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat." (Yoh 6:52-59)

Percaya pada Yesus berarti menerima Roti Hidup yang membawa kehidupan. Menerima roti hidup yang membawa kehidupan berarti membagi kehidupan itu bagi sesama yang lain. Ia ikut juga mengorbankan diri bagi sesama. AMIN
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Thursday, April 18, 2013

Menikmati Roti Hidup

Yesus mengumpamakan diri-Nya sebagai ROTI HIDUP. Roti hidup itu diberikan kepada dunia supaya orang-orang beroleh hidup.

Roti Hidup itu adalah Yesus sendiri. Yesus itu adalah Sabda Allah yang menjadi daging, Putera Allah, Jalan Kebenaran dan kehidupan.

Barang siapa percaya dan "menikmati" ROTI HIDUP maka ia akan beroleh hidup kekal, bahagia.

Berikut kesaksian Yesus tentang diriNya. "Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup.

Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." (Bdk. Yoh 6:44-51)

Bagi orang beriman, menikmati Roti Hidup itu berarti menghayati Sabda Allah yang adalah Jalan, Kebenaran dan Kehidupan, menyambut komuni dalam perjamuan kudus. Apakah kita sudah benar-benar menghayati Sabda Allah dalam hidup kita? Amin


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Wednesday, April 17, 2013

Memiliki Visi dan Misi

Untuk mencapai suatu cita-cita, tiap individu atau organisasi/lembaga perlu mempunyai visi dan misi. Visinya adalah suatu tujuan akhir yang hendak dicapai. Misinya adalah hal-hal yang dilakukan untuk menggapai visinya.

Apakah anda mempunyai visi dan misi untuk 5 atau 10 tahun mendatang? Yesus juga sebagai Anak Allah mempunyai visi dan misi ketika hadir ke dunia. Visinya adalah untuk menghadirkan Kerajaan Allah di dunia. Misinya adalah melakukan kehendak Allah untuk mewartakan kebenaran Allah, menyelamatkan semua orang, mengajak umat manusia supaya percaya kepada Allah dan diriNya sebagai Utusan Allah.


Inilah kutipan Injil tentang kesaksian Yesus "Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman." (Yoh 6:35-40)

Sebagai orang yang beriman, apakah kita ikut berpartisipasi atas visi dan misi Yesus supaya semua orang selamat dan bahagia di dunia dan akhirat? Amin
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tuesday, April 16, 2013

Percaya dan Hidup Sejati

Dalam hidup sehari-hari, kita tidak luput dari makanan dan minuman. Kita makan dan minum supaya hidup. Tapi makanan dan minuman itu sementara dan dapat bikin lapar dan haus lagi.

Namun ada makanan berupa ROTI HIDUP yang dari sorga. Menurut Yesus, Dialah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Nya, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan haus lagi.

'Roti hidup' sebagaimana makanan dan minuman sehari-hari, dapat ditafsirkan sebagai Sabda dan Teladan Hidup Yesus sebagai 'makanan dan minuman' sehari-hari supaya kita hidup. Itu berarti hidup sehari-hari kita serahkan pada penyelenggaraan Allah. Hidup kita dilandasi 'roh' atau semangat hidup Yesus yaitu melayani kehendak Allah.


Berikut kutipan Injil. Maka kata mereka kepada-Nya: "Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga."

Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia."

Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa."

Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi". (Bdk. Yoh 6:30-35).

Agar kita benar-benar menikmati hidup sejati, bahagia, tahan banting, maka kita perlu datang kepada Yesus menikmati ROTI HIDUP, dengan percaya pada rencana penyelenggaraan Allah atas hidup kita. AMIN
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Monday, April 15, 2013

Bekerja untuk Hidup Mulia

Bekerja dan hidup adalah rahmat besar dari Allah. Kita bekerja untuk hidup. Dengan bekerja kita semakin menjadi manusia yang lebih sempurna.

Lebih dari itu, bekerja tidak hanya sekedar untuk hidup. Bekerja juga bertujuan untuk sesuatu yang lebih mulia, yaitu memuliakan Allah dan sesama. Kita bekerja dan hidup untuk Tuhan.

Dalam Kitab Injil Yoh 22-29, dikatakan bahwa kita bekerja bukan untuk sesuatu makanan dapat binasa, melainkan untuk untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya. Sebab dalam hidup dan bekerja, kita pertama-tama mencari kehendak Allah.

Inilah kutipan bacaan selengkapnya: Pada keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain dari pada yang satu tadi dan bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat. Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias dekat ke tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya.

Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus.

Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?"

Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."

Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?"

Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah." (Yoh 22-29)


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Friday, April 12, 2013

Bersyukur dan Berbagi

Sebenarnya, begitu banyak pekerjaan Tuhan yang dilakukan terhadap kita. Ketika kita selamat dalam perjalanan ke suatu tujuan, ketika kita sehat dan menikmati hari ini, ketika istri dan anak kita masih dapat hidup makan dengan cukup, itu semua adalah pekerjaan Tuhan bagi kita.

Untuk semua nikmat dan rejeki itu, seharusnya kita bersyukur dan memuliakan Tuhan, lalu membagikan rahmat itu bagi orang lain yang berkekurangan. Rahmat yang kita peroleh tidak layak untuk disombongkan.

Tuhan Yesus Kristus juga melakukan pekerjaan berupa mukjizat dengan memberi makan lima ribu orang laki-laki, belum termasuk perempuan. Mereka diberi makan cukup dengan menggandakan lima roti jelai dan dua ikan. Orang banyak itu seharusnya bersyukur dan memahami maksud pekerjaan Tuhan yaitu membahagiakan manusia dengan kehadiran kerajaan kasih Allah, bukan dengan menjadikan Yesus menjadi raja politis.

Berikut kisahnya. "Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?"

Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya.

Jawab Filipus kepada-Nya: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja."

Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?"

Kata Yesus: "Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya.

Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.

Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang." Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.

Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia."

Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri." (Yoh 6: 5-15)

Apakah kita sudah bersyukur atas karya Tuhan terhadap hidup kita, dan membagikannya kepada mereka yang berkekurangan? Dengan karya Tuhan bagi hidup kita, kita diajak juga membagikan rahmat Tuhan bagi sesama. AMIN
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Thursday, April 11, 2013

Bukti sebagai Utusan

Seorang utusan atau delegasi kerap diminta atau diutus pimpinannya. Ketika menjadi seorang utusan ke tempat lain, atau negara lain, ia dilengkapi paling tidak surat tugas, mungkin juga surat kuasa dan bukti-bukti pendukung lain.

Perlengkapan ini untuk meyakinkan pihak lain bahwa ia benar-benar seorang utusan yang benar, bukan utusan gadungan. Pihak lain tidak gampang percaya begitu saja kalau tidak ada ciri atau penanda sebagai seorang utusan.

Yesus adalah Utusan, juga Putera Allah, Nabi yang datang dari Allah di sorga. Sebagai Utusan Allah, orang Yahudi tidak gampang menerima-Nya, apalagi Yesus adalah anak tukang kayu, dan dari Nasaret lagi.

Namun bila dilihat dari pekerjaan-pekerjaan-Nya, seperti mewartakan kerajaan Allah melalui teladan, mukjizat, menyembuhkan banyak orang sakit, dan bahkan menyerahkan nyawa-Nya demi menebus dosa orang banyak. Itu semua merupakan tugas-Nya sebagai Utusan dan Anak Allah agar semua manusia beroleh hidup kekal dan selamat..

Berikut kisahnya. Pada suatu peristiwa Yesus bersabda. "Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya. Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi tak seorang pun yang menerima kesaksian-Nya itu. Siapa yang menerima kesaksian-Nya itu, ia mengaku, bahwa Allah adalah benar. Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas. Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya." (Yoh 3:31-36),

Sebagai Utusan, Yesus berpesan kepada mereka yang percaya kepada-Nya untuk menjadi utusan sebagai pewarta kerajaan Allah sampai ke ujung bumi. Bukti kita sebagai utusan adalah ketika kita hidup sesuai teladan Yesus Kristus, yaitu cinta kasih kepada Allah dan kepada sesama. Amin
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Wednesday, April 10, 2013

Menjadi Terang bagi Orang Lain

Perbuatan jahat biasanya dilakukan sembunyi-sembunyi seperti korupsi, merampok, menipu dan lain sebagainya supaya tidak kelihatan orang lain dan tidak menjadi masalah. Inilah yang disebut perbuatan kegelapan. Orang seperti ini lebih suka kegelapan daripada terang.

Sedangkan perbuatan baik dilakukan secara terbuka dan terang-terang karena tidak menjadi masalah diketahui orang lain. Inilah yang disebut perbuatan dalam terang. Ia bisa menjadi terang dan panutan bagi orang lain lewat perbuatan baik kepada sesama.

Pada hakekatnya, orang yang suka perbuatan jahat tidak suka terang. Orang jahat selalu menjauh dari orang yang baik dan suka perbuatan dalam terang.

Dalam bacaan Injil, orang yang percaya pada Yesus sebagai Anak Allah seyogiyanya lebih suka terang daripada kegelapan, karena Allah yang mengutus-Nya adalah terang dan kehidupan. Semua karya Allah dilakukan dalam terang agar semua yang percaya kepada-Nya beroleh hidup kekal.

Selengkapnya inilah bacaan Injil: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.

Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah." (Bdk. Yoh 3:16-21)

Orang yang suka perbuatan dalam gelap ia semakin menjauh dari Allah atau Terang dan tidak percaya kepada Allah. Orang yang suka perbuatan dalam Terang ia mendekati Allah dan kehidupan kekal. Apakah kita mau menjadi orang gelap ataukah mau menjadi orang-orang dari Terang? AMIN

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tuesday, April 09, 2013

Dibimbing oleh Kebenaran

Setiap orang yang percaya kepada Yesus dan dibaptis mendapat pencurahan Roh Kudus. Roh Kudus menaungi hati nurani dan menuntun orang untuk melakukan yang baik dan menghindari yang bertolak belakang dengan ajaran Yesus Kristus.

Oleh karena itu, setiap orang Kristen dilahirkan kembali menjadi anak-anak Allah yang dibimbing Roh Kebenaran untuk berpartisipasi dalam mewujudkan kehadiran Allah yang merajai hati manusia dan dunia. Roh itu juga yang membimbing pengikut Kristus untuk percaya Yesus sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup dan membimbing orang untuk memberi kesaksian.


Begini sabda Yesus tentang Roh dimaksud. Suatu peristiwa Yesus berkata: "Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."

Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?"

Jawab Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi? Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal" (Yoh 3:7-15)

Percaya kepada Yesus berarti mau dibimbing Roh Kebenaran dan membagikan kebenaran itu dalam perbuatan baik sehari-hari. AMIN
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Monday, April 08, 2013

Beriman berbeda dengan beragama

Beriman berbeda dengan beragama. Beriman berarti berpasrah, berserah diri kepada Ada Tertinggi, ada menyebut Tuhan atau Allah. Hidupnya diilhami oleh penyelenggaraan ilahi.

Sedangkan beragama belum tentu beriman. Beragama berarti memiliki suatu agama dalam hidupnya, namun belum tentu diimani sungguh-sungguh.

Beriman bagi seseorang menunjukkan sikap dan perbuatannya sesuai imannya. Bahkan segala sesuatu direlakannya demi sesuatu yang besar yang diimaninya.

Demikianlah Maria, tunangan Yusuf, sungguh-sungguh beriman. Ketika malaikat Allah memberikan kabar bahwa ia akan mengandung seorang anak Allah Yang Mahatinggi, ia sejenak mempertanyakan hal itu. Namun, imannya menuntunnya, ia pasrah pada rencana besar Allah. Ia berkata: "terjadilah padaku menurut perkataanmu"

Berikut kisah Maria yang penuh iman (diambil dari Injil Lukas 1:26-38) Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.

Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau
yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."

Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya,
apakah arti salam itu.

Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."

Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi,
karena aku belum bersuami?"

Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa
Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan
kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.

Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."

Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku
menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
(BACAAN INJIL - Lukas 1:26-38)

Apakah kita sudah beriman dan menghidupi iman kita? Ataukah kita hanya beragama saja tanpa ada efeknya bagi hidup? Beriman lebih baik daripada beragama. AMIN

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Saturday, April 06, 2013

Wartakanlah Kebaikan dalam Perbuatan!

Mendengar dan melihat kabar gembira dan baik orang lain, kita pantas ikut bergembira bahkan ikut menyebarkan dan membagikannya ke orang lain.

Maria Magdalena dan para murid, juga mewartakan kabar gembira tentang kebangkita Yesus. Pewartaan itu semakin kuat karena Yesus pernah melakukan mukjizat dalam hidup mereka.


Inilah kisahnya. Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan. Lalu perempuan itu pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis.

Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya. Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota. Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, tetapi kepada mereka pun teman-teman itu tidak percaya.

Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya.

Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk" (Mrk 16:9-15),

Apakah kita mewartakan kabar gembira dan baik yang kita dapat dari Tuhan Yesus? Dewasa ini begitu banyak hal-hal baik yang kita terima dari Tuhan melalui sesama di sekitar kita. Mewartakan kabar baik itu bisa berupa sharing pengalaman dan melalui perbuatan baik pula kepada sesama.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Friday, April 05, 2013

Kenangan Itu sebagai Pengingat

Kenangan makan bersama dengan orang yang kita kasihi sungguh merupakan pengalaman menyenangkan dan sulit dilupakan. Sebab kenangan makan bersama itu mengingatkan kita akan karakter dan siapa pribadi mereka yang kita cintai.

Acara makan bersama membuat para murid teringat bahwa yang ada di tengah mereka itu adalah Tuhan Yesus. Para murid sering makan bersama dengan Yesus ketika Yesus belum disalibkan dan wafat. Yesus selalu yang mengajak mereka: "...makanlah...!" Dan Yesus kerapkali membuat mukjizat.

Sesudah bangkit, Yesus menampakkan diri untuk ketiga kalinya di pantai Tiberias dengan para murid.

Berikut kisah lengkapnya: " Pada suatu ketika Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut. Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain.

Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.

Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.

Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?"

Jawab mereka: "Tidak ada." Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh."

Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan."

Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau. Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu. Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti.

Kata Yesus kepada mereka: "Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu." Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak.

Kata Yesus kepada mereka: "Marilah dan sarapanlah." Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya: "Siapakah Engkau?" Sebab mereka tahu, bahwa Ia adalah Tuhan. Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu. Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati." (Bdk. Yoh 21:1-14)

Kenangan makan bersama dengan Yesus membuat para murid teringat akan kata-kata dan pekerjaan Yesus selama hidup bersama. Ingatan itu mendorong para murid untuk selalu hidup sesuai dengan ajaran dan teladan Yesus. Kenangan itu menjadi pengingat bahwa mereka hidup perlu mengandalkan campur tangan Allah, bukan kekuatan diri sendiri.

Apakah kita mempunyai kenangan akan teladan dan kuasa Tuhan Yesus dalam hidup kita yang dapat pengingat bahwa kita senantiasa harus menimba rahmat kekuatan dari Dia? Mari kita renungkan relasi antara hidup kita dengan pekerjaan Tuhan Yesus Kristus dalam hidup kita. Amin
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Thursday, April 04, 2013

Menjadi Saksi dan Wartawan

Para wartawan merupakan saksi dari berbagai peristiwa penting di tengah masyarakat. Para wartawan mewartakan hasil kesaksiannya kepada publik, entah itu berita gembira maupun berita sedih.

Pewartaan berita bisa dimaksudkan sebagai pemberian informasi yang mendidik dan menyenangkan, bisa juga informasi yang merusak pribadi publlik.

Dalam bacaan Injil para murid diminta menjadi pewarta kabar gembira bahwa Mesias datang untuk menyelamatkan umat manusia dan harus menderita, wafat dan dibangkitkan pada hari ketiga. Para murid dan orang lainnya menjadi pewarta karena menyaksikan sendiri kisah Mesias.


Kuitipan Injil tersbut adalah sebagai berikut: "Pada suatu ketika, Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: "Damai sejahtera bagi kamu!" Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku."

Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: "Adakah padamu makanan di sini?"

Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur."

Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini" (Luk 24:35-48)

Saat ini, siapa saja yang percaya pada dan mengenal Yesus Kristus harus meneruskan kesaksian dan pewartaan para murid Yesus Kristus.

Kesaksian itu bisa berupa kesaksian lewat tulisan, pemberitaan, dan yang lebih tepat dan meyakinkan adalah kesaksian itu terwujud dalam praktek hidup lewat peran dan tugas kita di tengah-tengah masyarakat. AMIN

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Wednesday, April 03, 2013

Tokoh Berpengaruh dalam Hidup

Kehadiran orang penting yang sudah lama tidak pernah bertemu di tengah-tengah perjalanan hidup kita mendorong lahirnya kegembiraan dan semangat hidup. Orang penting tersebut bisa berupa seorang pimpinan, pembina rohani, sesepuh, orang tua, sahabat, dan orang yang paling berpengaruh dalam hidup kita.

Ketika orang penting tersebut berbicara atau berbagi pengalaman, maka hati kita terpicu dan termotivasi untuk melakukan sesuatu yang lebih baik lagi dalam hidup. Karena berbagai kenangan bersama dengan mereka muncul ke permukaan.

Demikianlah kisah dua orang yang pernah mengenal Yesus Kristus. Yesus merupakan orang yang berpengaruh dalam hidup mereka. Ketika dalam perjalanan, Yesus hadir menampakkan diri kepada mereka, meskipun kedua orang itu belum mengetahui bahwa orang itu Yesus. Namun kehadiran Yesus membuat hati mereka berkobar-kobar. Kemudian kedua orang itu mengenal Yesus setelah mereka teringat kenangan makan bersama dengan Yesus yang adalah Mesia.


Kisah kedua orang tersebut sebagai berikut: Lalu Yesus berkata kepada kedua orang itu: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.

Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya.

Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.

Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?" Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka.

Kata mereka itu: "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon." Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti." (Bdk. Luk 24:25-35)

Patut kita renungkan, apakah Yesus adalah orang yang penting dan berpengaruh dalam perjalanan hidup kita? Apakah hati kita berkobar-kobar ketika membaca Kitab Suci tentang Yesus Kristus, Sang Mesias?

Bila tidak, berarti kita belum mengenal Yesus Kristus. Jika belum mengenal Yesus Kristus, berarti sabdaNya belum berpengaruh dalam hidup kita. Marilah kita mengenal Yesus Kristus melalui Kitab Suci. Marilah kita memohonkan pengalaman akan Yesus Kristus dalam doa dan meditasi.

Pengalaman akan Yesus Kristus adalah pengalaman iman dan pengalaman menjalani hidup menurut perintahNya. Pengalaman tersebut akan membuahkan kegembiraan, harapan, iman dan kasih dalam hidup sehari-hari, sebab dalam Yesus hidup kita memperoleh rahmat berlimpah. AMIN
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tuesday, April 02, 2013

Kesedihan Menjadi Kegembiraan

Masa kebingungan dan kepanikan terjadi di kala kita kehilangan orang yang sangat kita cintai. Kita sedih dan bahkan menangis.

Namun kesedihan kita akan terjawab seiring dengan perjalanan waktu. Kita awalnya tidak bisa menerima keadaan, namun waktu akan menjawab bahwa sudah rencana terbaik dari Pencipta.

Maria pun sedih dan menangis ketika jenajah Yesus "hilang". Kesedihan itu terjawab ketika ada petunjuk yang menjelaskan bahwa Yesus tidak hilang, namun bangkit seperti pernah dikatakannya dan hidup dengan tubuh mulia.

Berikut kisahnya: Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring.

Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan."

Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.

Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya."

Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru.

Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."

Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya" (Bdk.Yoh 20:11-18)

Kesedihan terjawab dengan kegembiraan dan keyakinan akan penyelenggaraan Tuhan atas hidup kita. Percaya dan berjuang serta mengandalkan penyelenggaraan Tuhan atas hidup kita lebih menguatkan hidup daripada diam dan tidak berjuang serta mengandalkan kekuatan diri sendiri. AMIN
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Sunday, March 31, 2013

Politik Persekongkolan

Persekongkolan biasa terjadi dalam politik guna menjatuhkan lawan politik atau memuarbalikkan fakta sesuatu peristiwa yang berhubungan dengan lawan politik.

Hal ini juga terjadi pada masa Yesus. Para penguasa bersekongkol untuk memutarbalikkan fakta kebangkitan Yesus dari kubur. Faktanya Yesus sudah dibangkitkan dari kubur. Kebangkitan itu disaksikan para perempuan dan murid-murid Yesus.

Fakta ini diputarbalikkan melalui perundingan antara imam-imam kepala, tua-tua dan para serdadu/penjaga yaitu bahwa mayat Yesus dicuri para murid. Tujuannya supaya orang banyak tidak percaya akan Yesus Kristus sebagai Mesias, dan juga para imam kepala dan tua-tua tidak malu kepada publik.

Namun pemutarbalikan fakta itu tidak berhasil menutupi berita kebangkitan Yesus Kristus.

Berikut kisah lengkapnya. "Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus.

Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya.

Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku."

Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa."
Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini." (Bdk. Mat 28:8-15)

Yesus Kristus adalah Mesias. Ia diutus ke dunia untuk menyelamatkan banyak orang melalui peristiwa wafat-Nya di salib, kebangkitan-Nya dan naik-Nya ke surga. Semua orang harus akan diselamatkan, termasuk mereka yang bersekongkol melawan-Nya jika percaya akan kebenaran yang diajarkan Yesus Kristus. AMIN
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Saturday, March 30, 2013

Bangkit untuk Berbuat Baik

Umat kristiani di seluruh dunia percaya bahwa Yesus wafat di salib untuk menanggung dosa manusia dan Yesus bangkit untuk memperoleh kemuliaan Allah dengan tubuh mulia.

Bagi umat kristiani pula, kematian Yesus dilihat sebagai kematian terhadap dosa, dan kebangkitan Yesus merupakan kebangkitan untuk berbuat baik. Sebab siapa yang mati bersama Yesus dalam pembaptisan akan bangkit pula seperti Yesus beroleh tubuh mulia. Untuk itu, umat kristiani haruslah hidup menurut teladan Yesus Kristus

Berikut kisah kebangkitan Yesus Kristus yang dikutip dari Injil Lukas 24:1-12.

Tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka. Mereka mendapati batu sudah terguling dari kubur itu, dan setelah masuk mereka tidak menemukan mayat Tuhan Yesus.

Sementara mereka berdiri termangu-mangu karena hal itu, tiba-tiba ada dua orang berdiri dekat mereka memakai pakaian yang berkilau-kilauan.

Mereka sangat ketakutan dan menundukkan kepala, tetapi kedua orang itu berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea, yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga."

Maka teringatlah mereka akan perkataan Yesus itu. Dan setelah mereka kembali dari kubur, mereka menceriterakan semuanya itu kepada kesebelas murid dan kepada semua saudara yang lain. Perempuan-perempuan itu ialah Maria dari Magdala, dan Yohana, dan Maria
ibu Yakobus. Dan perempuan-perempuan lain juga yang bersama-sama dengan mereka memberitahukannya kepada rasul-rasul.

Tetapi bagi mereka perkataan-perkataan itu seakan-akan omong kosong dan mereka tidak percaya kepada perempuan-perempuan itu.

Sungguhpun demikian Petrus bangun, lalu cepat-cepat pergi ke kubur itu.
Ketika ia menjenguk ke dalam, ia melihat hanya kain kapan saja. Lalu ia
pergi, dan ia bertanya dalam hatinya apa yang kiranya telah terjadi.

Kisah kebangkitan Yesus mengejutkan para murid. Mereka baru sadar bahwa perkataan Yesus selama ini adalah perkataan serius, perkataan hidup dan bukan perkataan main-main. Petrus cepat-cepat pergi ke kubur. Ketika ia menjenguk ke dalam, ia hanya melihat kain kapan saja. Lalu ia pergi, dan ia bertanya apa kiranya telah terjadi.

Kita yang percaya pada wafat dan kebangkitan Kristus memberi kita harapan dan kegembiraan setelah kematian. Untu itu, dituntut mati terhadap dosa, dan bangkit untuk berbuat baik. AMIN
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Friday, March 29, 2013

Jalan, Kebenaran dan Hidup

Umat Kristiani seluruh dunia memperingati wafatnya Yesus Kristus pada Jumat Agung. Mereka percaya Yesus Kristus merupakan utusan dan Anak Allah yang datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa-dosa mereka agar manusia beroleh hidup dari kasih karunia Allah, yaitu kebahagiaan surgawi.

Namun kasih karunia Allah itu ditolak oleh orang-orang Yahudi. Orang-orang Yahudi tidak percaya akan sosok Yesus Kristus sebagai Mesias dan Penyelamat yang diutus Allah, meskipun sudah banyak karya Yesus sebagai bukti bahwa Ia adalah utusan Allah, dan bahwa Yesus ada di dalam Bapa-Nya. Malahan mereka menuduh Yesus menghujat Allah, akhirnya. Yesus di sidang dan diadili lalu diputuskan harus menghadapi hukuman mati dengan cara disalibkan.


Berikut kisah Yesus yang disalibkan yang dikutip dari Yohanes 18:1 - 19:42.

Setelah Yesus mengatakan semuanya itu keluarlah Ia dari situ bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron. Di situ ada suatu taman dan Ia masuk ke taman itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya.

Yudas, yang mengkhianati Yesus, tahu juga tempat itu, karena Yesus
sering berkumpul di situ dengan murid-murid-Nya. Maka datanglah Yudas juga ke situ dengan sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata.

Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diri-Nya, maju ke depan
dan berkata kepada mereka: "Siapakah yang kamu cari?" Jawab mereka: "Yesus dari Nazaret." Kata-Nya kepada mereka: "Akulah Dia." Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka.

Ketika Ia berkata kepada mereka: "Akulah Dia," mundurlah mereka dan
jatuh ke tanah.

Maka Ia bertanya pula: "Siapakah yang kamu cari?" Kata mereka: "Yesus
dari Nazaret." Jawab Yesus: "Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi."

Demikian hendaknya supaya genaplah firman yang telah dikatakan-Nya:
"Dari mereka yang Engkau serahkan kepada-Ku, tidak seorangpun yang Kubiarkan binasa."

Lalu Simon Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu,
menetakkannya kepada hamba Imam Besar dan memutuskan telinga kanannya. Nama hamba itu Malkhus.

Kata Yesus kepada Petrus: "Sarungkan pedangmu itu; bukankah Aku harus
minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?"

Maka pasukan prajurit serta perwiranya dan penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi itu menangkap Yesus dan membelenggu Dia. Lalu mereka membawa-Nya mula-mula kepada Hanas, karena Hanas adalah mertua Kayafas, yang pada tahun itu menjadi Imam Besar; dan Kayafaslah yang telah menasihatkan orang-orang Yahudi: "Adalah lebih berguna jika satu orang mati untuk seluruh bangsa."

Simon Petrus dan seorang murid lain mengikuti Yesus. Murid itu mengenal Imam Besar dan ia masuk bersama-sama dengan Yesus ke halaman istana
Imam Besar, tetapi Petrus tinggal di luar dekat pintu. Maka murid lain tadi, yang mengenal Imam Besar, kembali ke luar, bercakap-cakap dengan perempuan penjaga pintu lalu membawa Petrus masuk.

Maka kata hamba perempuan penjaga pintu kepada Petrus: "Bukankah
engkau juga murid orang itu?" Jawab Petrus: "Bukan!"

Sementara itu hamba-hamba dan penjaga-penjaga Bait Allah telah
memasang api arang, sebab hawa dingin waktu itu, dan mereka berdiri berdiang di situ. Juga Petrus berdiri berdiang bersama-sama dengan mereka.

Maka mulailah Imam Besar menanyai Yesus tentang murid-murid-Nya dan
tentang ajaran-Nya. Jawab Yesus kepadanya: "Aku berbicara terus terang kepada dunia: Aku selalu mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah, tempat semua orang
Yahudi berkumpul; Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi. Mengapakah engkau menanyai Aku? Tanyailah mereka, yang telah
mendengar apa yang Kukatakan kepada mereka; sungguh, mereka tahu apa yang telah Kukatakan."

Ketika Ia mengatakan hal itu, seorang penjaga yang berdiri di situ, menampar muka-Nya sambil berkata: "Begitukah jawab-Mu kepada Imam Besar?"

Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapakah engkau menampar Aku?" Maka Hanas mengirim Dia terbelenggu kepada Kayafas, Imam Besar itu.

Simon Petrus masih berdiri berdiang. Kata orang-orang di situ kepadanya: "Bukankah engkau juga seorang murid-Nya?" Ia menyangkalnya, katanya: "Bukan." Kata seorang hamba Imam Besar, seorang keluarga dari hamba yang telinganya dipotong Petrus: "Bukankah engkau kulihat di taman itu bersama-sama dengan Dia?"

Maka Petrus menyangkalnya pula dan ketika itu berkokoklah ayam. Maka mereka membawa Yesus dari Kayafas ke gedung pengadilan. Ketika itu hari masih pagi. Mereka sendiri tidak masuk ke gedung pengadilan itu,
supaya jangan menajiskan diri, sebab mereka hendak makan Paskah.

Sebab itu Pilatus keluar mendapatkan mereka dan berkata: "Apakah tuduhan kamu terhadap orang ini?"

Jawab mereka kepadanya: "Jikalau Ia bukan seorang penjahat, kami
tidak menyerahkan-Nya kepadamu!"

Kata Pilatus kepada mereka: "Ambillah Dia dan hakimilah Dia menurut
hukum Tauratmu."

Kata orang-orang Yahudi itu: "Kami tidak diperbolehkan membunuh seseorang."

Demikian hendaknya supaya genaplah firman Yesus, yang dikatakan-Nya
untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati.

Maka kembalilah Pilatus ke dalam gedung pengadilan, lalu memanggil
Yesus dan bertanya kepada-Nya: "Engkau inikah raja orang Yahudi?"

Jawab Yesus: "Apakah engkau katakan hal itu dari hatimu sendiri, atau
adakah orang lain yang mengatakannya kepadamu tentang Aku?"

Kata Pilatus: "Apakah aku seorang Yahudi? Bangsa-Mu sendiri dan
imam-imam kepala yang telah menyerahkan Engkau kepadaku; apakah yang telah Engkau perbuat?"

Jawab Yesus: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari
dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini."

Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus:
"Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku."

Kata Pilatus kepada-Nya: "Apakah kebenaran itu?" (18 #38b) Sesudah
mengatakan demikian, keluarlah Pilatus lagi mendapatkan orang-orang Yahudi dan berkata kepada mereka: "Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya.

Tetapi pada kamu ada kebiasaan, bahwa pada Paskah aku membebaskan seorang bagimu. Maukah kamu, supaya aku membebaskan raja orang Yahudi
bagimu?"

Mereka berteriak pula: "Jangan Dia, melainkan Barabas!" Barabas
adalah seorang penyamun.

Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia.
19:2 Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia jubah ungu, dan sambil maju ke depan mereka berkata: "Salam, hai raja orang Yahudi!" Lalu mereka menampar muka-Nya.

Pilatus keluar lagi dan berkata kepada mereka: "Lihatlah, aku membawa
Dia ke luar kepada kamu, supaya kamu tahu, bahwa aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya."

Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah ungu. Maka kata Pilatus kepada mereka: "Lihatlah manusia itu!"

Ketika imam-imam kepala dan penjaga-penjaga itu melihat Dia,
berteriaklah mereka: "Salibkan Dia, salibkan Dia!" Kata Pilatus kepada
mereka: "Ambil Dia dan salibkan Dia; sebab aku tidak mendapati kesalahan
apapun pada-Nya."

Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya: "Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah."

Ketika Pilatus mendengar perkataan itu bertambah takutlah ia, lalu ia masuk pula ke dalam gedung pengadilan dan berkata kepada Yesus: "Dari manakah asal-Mu?" Tetapi Yesus tidak memberi jawab kepadanya.

Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Tidakkah Engkau mau bicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu, bahwa aku berkuasa untuk membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?" Yesus menjawab: "Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya."

Sejak itu Pilatus berusaha untuk membebaskan Dia, tetapi orang-orang
Yahudi berteriak: "Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan Kaisar."

Ketika Pilatus mendengar perkataan itu, ia menyuruh membawa Yesus ke
luar, dan ia duduk di kursi pengadilan, di tempat yang bernama Litostrotos,
dalam bahasa Ibrani Gabata. Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu: "Inilah rajamu!"

Maka berteriaklah mereka: "Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!"
Kata Pilatus kepada mereka: "Haruskah aku menyalibkan rajamu?" Jawab
imam-imam kepala: "Kami tidak mempunyai raja selain dari pada Kaisar!"

Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan. Mereka menerima Yesus. Sambil memikul salib-Nya Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota. Dan di situ Ia disalibkan mereka dan bersama-sama dengan Dia
disalibkan juga dua orang lain, sebelah-menyebelah, Yesus di tengah-tengah.

Dan Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: "Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi." Banyak orang Yahudi yang membaca tulisan itu, sebab tempat di mana Yesus disalibkan letaknya dekat kota dan kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, bahasa Latin dan bahasa Yunani.

Maka kata imam-imam kepala orang Yahudi kepada Pilatus: "Jangan engkau menulis: Raja orang Yahudi, tetapi bahwa Ia mengatakan: Aku adalah
Raja orang Yahudi." Jawab Pilatus: "Apa yang kutulis, tetap tertulis."

Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian  —  dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja.

Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: "Janganlah kita
membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya." Demikianlah hendaknya supaya genaplah
yang ada tertulis dalam Kitab Suci: "Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di
antara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku." Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu.

Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria,
isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di
sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!". Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak
saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.

Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai,
berkatalah Ia  —  supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci  — :
"Aku haus!" Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.

Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah
selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.

Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat
itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib  —  sebab Sabat itu adalah hari
yang besar  —  maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan.

Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang
pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.

Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini
dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya. Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci: "Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan." Dan ada pula nas yang mengatakan: "Mereka akan memandang kepada Dia
yang telah mereka tikam."

Sesudah itu Yusuf dari Arimatea  —  ia murid Yesus, tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi  —  meminta kepada
Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat Yesus. Dan Pilatus
meluluskan permintaannya itu. Lalu datanglah ia dan menurunkan mayat itu.

Juga Nikodemus datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu,
kira-kira lima puluh kati beratnya. Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya dengan kain lenan dan
membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat.

Dekat tempat di mana Yesus disalibkan ada suatu taman dan dalam taman
itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang. Karena hari itu hari persiapan orang Yahudi, sedang kubur itu tidak jauh letaknya, maka mereka meletakkan mayat Yesus ke situ.

Setelah kematian, kebangkitan dan kenaikan Yesus, banyak orang Yahudi percaya bahwa Yesus adalah Mesias dan Penyelamat dunia dan menjadi saksi atas kebenaran tentang Yesus.

Petrus dan para murid serta semua orang yang percaya mewartakan kebenaran Yesus ke seluruh dunia hingga sekarang. Yesus Kristus adalah Mesias. Yesus adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup. Amin

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Thursday, March 28, 2013

Teladan Kepemimpinan yang Melayani

Teladan kepemimpinan di tengah masyarakat amat sulit ditemukan. Salah satu bentuk teladan tersebut adalah memperhatikan kebutuhan yang dipimpinnya. Tugas utamanya sebagai pemimpin adalah melayani orang banyak, bukan malah orang banyak melayani.

Ketiadaan teladan pelayanan tersebut kerapkali mendorong kehilangan kepercayaan kepada pimpinan. Jalan yang ditempuh adalah jalan pintas, jalan menerabas untuk memenuhi kebutuhannya, yang kadang melanggar aturan dan etika publik.

Dalam kekristenan, teladan kepemimpinan mengacu kepada teladan pelayanan Yesus. Yesus datang ke dunia untuk melayani, bukan untuk dilayani. Ia menghadirkan kepemimpinan Kerajaan Allah yang melayani banyak orang, bahkan sampai menyerahkan nyawaNya jadi korban.

Salah satu teladan yang diberikan Yesus adalah membasuh kaki para muridNya. Kata Yesus, "Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu, Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu." (Yoh 13:13-14)

Kepemimpinan sejati adalah melayani bukan dilayani. Kepemimpinan itu harus ditampilkan dengan teladan atau contoh konkrit. Kepemimpinan Yesus juga bukan dengan tangan besi, tetapi dengan tangan kelembutan, alias cinta kasih. Kepemimpinan Teladan kepemimpinan Yesus amat berharga dan patut diteladani para pemimpin masyarakat.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tuesday, March 26, 2013

Perjamuan Makan Bersama yang Penuh Makna

Tradisi makan bersama dapat ditemukan baik dalam budaya tradisional maupun budaya modern. Bahkan acara makan bersama merupakan puncak acara dalam adat tertentu. Demikian juga acara ulang tahun dalam keluarga, kalau tidak ada acara makan bersama pesta kurang seru alias belum sempurna.

Acara makan bersama merupakan tanda ungkapan kebersamaan, persatuan dan persaudaraan di antara anggota keluarga atau adat. Pada saat sedang makan, orang-orang bisa saling sharing pengalaman, bahkan ada yang neg-gosip. Namun di saat sedang makan bersama, seseorang pimpinan atau kepala keluarga bisa 'curhat' atau menyampaikan informasi atau wejangan penting.

Demikian juga dalam Tradsisi Yahudi, ada makan bersama. Yesus bersama para murid mengadakan perjamuan bersama. Pada saat makan bersama tersebut, Yesus menyampaikan informasi bahwa akan ada salah seorang dari anara kedua belas rasul itu yang akan menyerahkanNya kepada 'musuh'-Nya

Berikut kisahnya: "Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.

Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: "Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?"

Jawab Yesus: "Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku."

Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah.

Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu. Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku."

Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?"

Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."

Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya." (Bdk.Mat 26:14-25),

Malam perjamuan tersebut menjadi momen penting kebersamaan antara Yesus dan kedua belas rasul. Pada momen itu juga, Yesus memberitahu bahwa SAAT-NYA akan tiba. Yesus akan disalibkan. Reaksi para murid sedih.

Pengkhianatan Yudas Iskariot merupakan bagian dari perjalanan salib Yesus. Bisa dikatakan, inilah rencana Allah bagi karya keselamatan manusia melalui pengorbanan putera-Nya Yesus Kristus. Hal ini terungkap jelas pada perjamuan makan bersama menjelang peristiwa wafat, bangkit dan naiknya Yesus Kristus ke surga. Perjamuan Makan Bersama yang penuh makna. Amin
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Rapuhnya Janji Kesetiaan kita

Kerapkali kita berjanji akan setia kepada istri seumur hidup, namun karena godaan yang menggiurkan itu dan iman yang lemah, kesetiaan itu kita langgar. Banyak pernikahan hancur karena kenikmatan selingkuh.

Di lain kesempatan, dalam persahabatan dengan orang lain, kita berjanji akan mengingat dan mendoakan mereka, namun kerapkali juga kita lupa akan janji kita. Kita lebih sering dikalahkan oleh kepentingan sesaat, sehingga persahabatan kita terlalaikan. Dalam politik, persahabatan itu kalah, yang ada adalah kepentingan kekuasaan yang abadi

Petrus juga merupakan seorang yang berjanji setia kepada Yesus, bahkan rela memberikan nyawanya. Namun dalam perjalanan waktu, karena egonya, ia menyangkal Yesus yang disalibkan oleh orang-orang Yahudi.

Berikut kisah janji Petrus kepada Yesus. Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: "Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku."

Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu
siapa yang dimaksudkan-Nya. Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya.
Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: "Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!"

Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya:
"Tuhan, siapakah itu?"

Jawab Yesus: "Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti,
sesudah Aku mencelupkannya." Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot.

Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus
berkata kepadanya: "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera."

Tetapi tidak ada seorangpun dari antara mereka yang duduk makan itu
mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin. Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam.

Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: "Sekarang Anak Manusia
dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera. Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu.

Simon Petrus berkata kepada Yesus: "Tuhan, ke manakah Engkau pergi?"
Jawab Yesus: "Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku
sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku."

Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!"
38 Jawab Yesus: "Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." (Bdk. Yohanes 13:21-33,36-38)

Namun keegoisan Petrus itu akhirnya diampuni Yesus. Petrus menyesal dan bertobat. Kelak Petrus dipilih jadi pemimpin bagi domba-domba Yesus Kristus, orang yang mengikuti Yesus.

Apakah kita berani setia kepada janji kita dalam pernikahan, dalam persahabatan, dan terlebih kesetiaan kepada iman kita? Waktu akan membuktikannya. Amin
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Sunday, March 24, 2013

Banyak Orang Yahudi Percaya kepada Yesus

Kisah Yesus dari Injil merupakan kisah iman dan mengandung perspektif historis. Sampai sekarang banyak orang percaya kepada-Ny karena kebenaran kerajaan Allah dan historisitas-Nya.

Kalau ada orang mengatakan bahwa Injil telah banyak diubah, boleh-boleh saja berpendapat demikian. Sekiranya, di Injil pun tidak ada Kisah Yesus, Sang Putera Allah, masih ada kesaksian Santo Paulus, Santo Petrus, Kisah Para Rasul dan lain sebagainya.

Menjelang kisah sengsara dan wafat-Nya, atau enam hari sebelum Paskah, Yesus pergi ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan dari mati. Di situ ada suata perjamuan diadakan untuk Dia. Lazarus juga turut makan dengan Yesus.

Mendengar Yesus ada di Betania, orang-orang Yahudi dan imam-imam bermufakat untuk membunuh Yesus, termasuk membunuh Lazarus. Karena Yesus dan karya-Nya, banya orang Yahudi meninggalkan imam-imam kepala dan percaya kepada Yesus.

Inilah kisahnya: " Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.

Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?"

Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.

Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu."
Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati. Lalu imam-imam kepala bermupakat untuk membunuh Lazarus juga, sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus." (Bdk. Yoh 12:1-11)

Percaya kepada Yesus dan pewartaan-Nya serta kisah historisitasnya adalah merupakan pilihan bebas bagi siapa saja yang membuka hatinya. Saya percaya kepada Yesus, karena kesaksian iman para muridNya dan kisah historisitas-Nya. Ajaran-Nya adalah cinta kasih kepada Tuhan yang terwujud dalam kasih kepada sesama.
AMIN
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Thursday, March 21, 2013

Perbuatan Baik yang Berdaya Pikat

Perbuatan baik yang kita lakukan bisa dipandang positif maupun negatif yang mengakibatkan image diri kita juga bisa positif maupun negatif.

Ketika bencana tsunami Aceh tahun 2004 lalu, banyak orang berbondong-bondong memberikan bantuan kepada korban bencana, lintas agama dan lintas suku, golongan dan kelompok. Namun ada kelompok tertentu, langsung mencurigai dan mencap negatif perbuatan baik itu. Perbuatan baik itu dilihat sebagai upaya kristenisasi.

Namun ada juga sebagian orang melihat positif. Sebab perbuatan baik itu adalah masalah kemanusiaan yang semakin baik.

Yesus datang ke dunia untuk melakukan perbuatan baik yang berasal dari BapaNya dengan misi untuk menghadirkan Kerajaan Allah di dunia. Namun perbuatan baik Yesus itu dilihat dan dicurigai oleh orang Yahudi sebagai penghujatan Allah dan penyamaan diri dengan Allah. Bahkan Yesus, hendak dilempari dan ditangkap. Lalu Yesus pergi menyingkir dari mereka.

Yesus pergi ke seberang sungai Yordan, dan di sana Ia melakukan perbuatan baik kepada orang-orang di sana. Melalui kesaksian Yohanes yang pernah membaptis Yesus di tempat itu, orang-orang datang dan percaya kepadaNya.

Kisah Yesus itu terdapat dalamYohanes 10:31-42; sebagaimana berikut ini:

Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?"

Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah."

Kata Yesus kepada mereka: "Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah? Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah  —  sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan  — , masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?

Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa."

Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka. Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ.

Dan banyak orang datang kepada-Nya dan berkata: "Yohanes memang tidak membuat satu tandapun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar." Dan banyak orang di situ percaya kepada-Nya.

Melakukan perbuatan baik perlu keberanian dan ketulusan hati tanpa peduli apa kata orang. Kalau ada penolakan, perbuatan baik itu bisa diberikan kepada orang lain yang membutuhkan.

Agar perbuatan baik kita memiliki daya pikat dan powerful, maka kita perlu belajar dari cara hidup dan pelayanan Yesus ketika mengerjakan perbuatan baik. Yesus datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani demi kemuliaan Allah. AMIN
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak Memuliakan Diri

Manusia kerapkali melakukan sesuatu karena ingin menonjolkan diri, memuliakan diri. Ketika ia memberi sumbangan sosial, ia meminta ditulis lengkap nama dan gelar. Setelah itu, ia hendak menguasai dan mengendalikan mereka yang disumbangnya.

Berbeda dengan Yesus, Ia melaksanakan kebaikan kepada umat manusia supaya Allah dimuliakan. Ketika mengajarkan doa Bapa Kami, salah satu kalimatnya adala: ...dimuliakanlah namaMu.

Dalam Injil Yohanes juga dikatakan, jika Ia memuliakan namaNya sendiri, itu tidak memiliki arti.
"... Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikit pun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku,... (Yoh 8:51-19)

Sebagai pengikut Yesus Kristus, kita pun di ajak untuk bekerja dan melayani demi kemuliaan Allah, demi Kerajaan Allah, segala yang lainnya, akan diberikan sendiri oleh Allah. AMIN
Powered by Telkomsel BlackBerry®