Monday, June 05, 2006

CARA BERIMAN DAN BERSYUKUR MARIA YANG SUNGGUH-SUNGGUH

renungan
PENUTUPAN BULAN MARIA, 31 Mei 2006
Bacaan: Lukas 1:39-56
Renungan di sebuah lingkungan umat di Jakarta
=============================================
CARA BERIMAN DAN BERSYUKUR MARIA YANG SUNGGUH-SUNGGUH

pengantar

Ada sebuah cerita.
Seorang Suami pagi-pagi sekali berkata kepada istrinya sebagai berikut:
Suami : Istriku, jam 06.30 teman yang pengantin baru akan datang
berkunjung.
Istri : Kamu kebangetan sih, saya ini belum juga mandi. Cucian
masihmenumpuk, dapur masih berantakan, lantai belum dipel,
halaman rumah masih kotor dan belum disapu....dll. Kok
malah mengundang teman kamu ke rumah pagi-pagi sekali.
Mengapa sih...?
Suami : Biar mereka tahu arti berumah tangga yang sebenarnya.
Istri : .......

Cerita singkat ini mau mengatakan bahwa pengantin baru perlu dan harus tahu keadaan berumah tangga yang sesungguhnya dan seharusnya mereka tahu bersyukur atas keadaan rumah tangganya. Dalam kehidupan berkeluarga, kita saksikan sendiri: cucian menumpuk, telat mandi, pulang kerja malam, lantai kotor, dapur berantakan...dll.

isi
Saudari/i
Dalam bacaan hari ini kita mendengarkan kisah tentang Maria sebagai teladan orang beriman yang sungguh-sungguh. Maria ditampilkan sebagai orang beriman yang sungguh-sungguh. Kita perlu tahu bagaimana sih sesungguhnya beriman yang sebenarnya itu.

Bunda Maria adalah teladan cara beriman bagi kita. Ia tetap berdiri kokoh dan tegar di bawah salib ketika menyaksikan Yesus menderita dan wafat di kayu salib. Ia mengunjungi Elisabeth saudarainya. Ia berani berkata pada kehendak Tuhan: “Terjadilah padaku menurut perkataanMu!”. Bunda Maria juga sangat peka dan perhatian pada kebutuhan sesama, seperti membantu pengantin yang kehabisan anggur pada perjamuan di Kana. Hidup Maria merupakan teladan cara beriman yang sebenarnya bagi kita.

Saudara/i,
Selain sebagai teladan cara beriman bagi kita, Bunda Maria juga adalah teladan cara beryukur dan bergembira dalam hidup. Ia mampu bergembira dan berbahagia dalam kehidupannya karena mensyukuri dan memuji Tuhan. Bunda Maria berkata: “Jiwaku memuliakan Tuhan dan hatiku bergembira karena Allah juruselamatku, sebab Ia memperhatikan kerendahan hambaNya”.

Kita sebagai orang beriman, kita juga harus beryukur dan bergembira atas kehidupan yang diberikan Tuhan kepada kita. Dengan demikian kita akan dapat merasakan kebahagiaan dan kebaikan Tuhan.

Bagaimana dan apa yang patut kita syukuri dalam hidup? Pada hakekatnya kita patut beryukur ... :
1. Atas suami/istri yang tidur mendengkur di waktu malam, karena dia tidur di sisi kita bukan di sisi orang lain.
2. Atas anak/adik perempuan kita yang mengomel apabila mencuci piring, karena itu bermakna dia di rumah dan tidak berkeliaran di jalanan,
3. Atas pajak pendapatan yang harus kita bayar, karena itu bermakna kita masih mempunyai pekerjaan.
4. Atas pakaian kita yang kesempitan, karena itu bermakna kita cukup makan.
5. Atas lantai yang perlu dipel, jendela yang perlu dilap, dan rumah yang perlu disapu, karena itu bermakna kita mempunyai tempat tinggal.
6. Untuk bunyi bising tetangga, karena itu bermakna kita masih mempunyai pendengaran yang baik.
7. Untuk tumpukan pakaian yang perlu dicuci/digosok karena itu bermakna kita punya pakaian untuk dipakai.
8. Untuk kecapekan/ kepenatan otot selepas bekerja seharian, karena itu bermakna kita masih berupaya bekerja keras.
9. Untuk tempat parkir yang jauh dari lif, karena itu bermakna kita masih berupaya untuk jalan.
10. Untuk lonceng yang berdering pada waktu pagi, karena itu bermakna kita masih hidup untuk meneruskan hari tersebut. Dan seterusnya....


penutup
Saudara/i,
Pada penutupan bulan maria ini, kita diingatkan kembali bahwa Maria adalah teladan orang beriman. Orang beriman adalah orang yang tahu beryukur. Maria sudah mewujudkannya dalam keseluruhan hidupnya. Marilah kita meneladani cara beriman dan beryukur Maria kepada Tuhan Yesus Kristus dan Allah Bapa.
AMIN


********

1 comment:

Unknown said...

thanks for posting this