Saturday, March 09, 2013

Ayah Yang Luar Biasa

Dalam hidup sehari-hari, seorang ayah akan bangga bila anaknya berperilaku baik dan sukses dalam pekerjaan. Ia bangga karena berhasil mendidiknya dengan baik.
Sebaliknya, seorang ayah akan marah bila anaknya gagal, jauh ke dalam dunia pesta pora, mabuk-mabuka, main perempuan, meskipun ia sudah berusaha mendidiknya dengan baik.
Mungkin kalau hanya marah, masih lebih baik. Seorang ayah biasanya lebih dari marah, ia bisa bertindak mengusir anak itu, dan tidak mengakui anak itu sebagai anaknya. Logis, karena anak itu sudah mempermalukan keluarga, menyia-nyiakan harta dan perjuangan ayahnya.
Namun ada kisah seorang ayah yang amat berbeda dari kehidupan kita sehari-hari. Seorang ayah menerima dan menyambut anak yang telah menyimpang dari didikannya. Malahan ia merayakan kembalinya anak yang sudah menghabiskan harta orang tua itu.
Ketika anak itu kembali dan mulai mendekati rumah ayahnya, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan
terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.
Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita
makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. (Bdk. Luk 15:21-24)
Sungguh ayah yang luar biasa. Gambaran ayah yang demikian, diceritakan Yesus untuk menunjukkan sikap dan kasih Allah kepada manusia yang bertobat. Allah menghendaki umat manusia yang berbuat dosa, kembali ke jalan yang benar, jalan kehidupan, jalan kebahagiaan, jalan sukacita: jalan cinta kasih.
Bagi mereka yang iri atau tidak bisa menerima dengan sikap ayah yang luar biasa tersebut, camkan kata-kata ayah dalam perumpamaan Yesus itu, "Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."
Jika kita pernah hilang dan kembali ke jalan yang benar, maka akan ada sukacita besar dalam hidup kita dan sesama. AMIN
Powered by Telkomsel BlackBerry®







No comments: