Dalam etika birokrasi, setiap bawahan harus datang kepada atasannya baik untuk berkonsultasi maupun melaporkan hasil pekerjaan. Atasan juga memberi masukan, bawahan melaksanakan pekerjaan dengan baik, agar pelayanan kantor berjalan dengan baik, para pegawai juga semakin hidup.
Analogi demikian mungkin bisa menggambarkan relasi kita yang lebih mesra dengan Yesus Kristus sebagai Utusan Allah atau Putera Bapa. Bedanya dengan relasi atasan bawahan pada birokrasi adalah soal punishment dan reward. Dalam relasi dengan Yesus, meskipun manusia tidak setia, Ia tetap setia untuk menyelamatkan umat manusia.
Pertanyaan mendasar bagi semua orang yang mengaku beriman kepada Yesus, apakah kita selalu datang kepada-Nya untuk berkonsultasi sebelum bertugas setiap hari, dan lalu bersyukur atas hidup serta melaporkan karya kehidupan kita. Dan memohon ampun atas kekurangan kita sepanjang hari?
Secara jujur, jawaban kita atas pertanyaan tersebut tentu belum sepenuhnya bisa melaksanakannya. Sebab, meskipun kita tahu tentang jati diri Yesus dari berbagai sumber, antara lain Kitab Suci, namun kita belum datang kepadaNya untuk menimba kekuatan hidup, malahan kita lebih mengandalkan kekuatan sendiri.
Hal ini ditegaskan Yesus kepada orang Yahudi di jamanNya, "Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. (Bdk. Yoh 5:39-40)
Supaya kita memperoleh kekuatan dalam hidup dan hidup yang kekal, maka marilah kita datang kepada Yesus Kristus, membangun relasi dan memohon pengalaman akan Allah. AMIN
Powered by Telkomsel BlackBerry®
No comments:
Post a Comment